Senin, 30 November 2009

Haruskah Kita Pacaran?


Oleh. Rio Efendi Turipno, S.Psi

Pacaran! sudah tradisi…
Begitulah tanggapan remaja masa kini, seperti slogan dari salah satu iklan ditelevisi. Budaya ini sudah menjadi kebiasaan baru yang menggeser pola pergaulan sebelumnya. Hampir semua orang melakukannya, karena mereka menganggap pacaran sebagai sesuatu yang lazim untuk dipraktekkan. Kita dengan mudah menjumpai kenyataan tersebut. Dirumah, di sekolahan, di supermarket, di kampus, di pantai, bahkan ditempat yang sepi pun, tidak sulit menemukan sepasang kekasih. Mereka menganggap merekalah sepasang kekasi Si Romeo ‘en Juliet. Sungguh sangat romantis.

Tidak ketinggalan pula mereka yang sudah menikah alias yang sudah punya istri atau suami, turut ambil bagian dalam meramaikan budaya ini. Istilah “hugel” pun kini sudah tidak lagi diartikan sebagai hubungan gelap. Karena dewasa ini ‘pelaku hugel’, sudah terang-terangan tidak lagi sembunyi-sembunyi. Sehingga istilah hugel yang merupakan istilah orang Manado kini lebih cocok diartikan sebagai ‘hubungan geli-gelian’ daripada ‘hubungan gelap’.


Para remaja saat ini sudah memiliki gaya tersendiri dalam berpacaran. Kemahiran mereka dalam berpacaran bukan diperoleh dari pendidikan formal seperti sekolah atau pendidikan non formal, seperti kursus-kursus. Semuanya itu sepertinya terjadi secara alami. Jurus pamungkas ‘rayuan gombal’ yang katanya sih, sering digunakan oleh laki-laki. Itupun tidak mereka peroleh dalam perguruan-perguruan ilmu bela diri maupun perguruan tinggi. Sepertinya jurus-jurus tersebut dipelajari dari teman ke teman. Karena biasanya remaja akan meraka bangga apabila dia dapat menaklukan para wanita. Keberhasilannya ini pun dengan segera ia akan menceritakan ke teman-temannya. Dan bagi mereka yang belum pernah berpacaran, biasanya tak sungkan-sungkan diberi perdikat atau anugerah yang unik dari teman-temannya, misalnya kuper (kurang pergaulan), nggak gaul, kolot, dll.

Hal ini terjadi dikarenakan beberapa mitos yang telah meracuni pikiran para generasi muda kita, sehingga mengharuskan mereka untuk pacaran. Antara lain:

Pacaran adalah Cinta ?

Melihat kecenderungan aktifitas pasangan muda terutama remaja yang berpacaran, sesungguhnya sangat sulit untuk mengatakan bahwa pacaran itu adalah media untuk saling mencinta satu sama lain. Sebab cinta yang suci tidak akan mungkin dilumuri dengan napsu birahi, misalnya dengan bertemu di suatu kesempatan tertentu lalu saling bertelepon, tukar menukar SMS, chatting dan diteruskan dengan janji bertemu langsung, jalan-jalan, berduaan, pegang-pegangan, serta peluk-pelukan, dll.

Semua bentuk aktifitas itu sebenarnya bukanlah aktifitas cinta, sebab yang terjadi adalah kencan dan bersenang-senang. Sama sekali tidak ada ikatan formal yang resmi dan diakui. Juga tidak ada ikatan tanggung-jawab antara mereka. Bahkan tidak ada ketentuan tentang kesetiaan dan seterusnya.

Padahal cinta itu memiliki, tanggung-jawab, ikatan syah dan sebuah harga kesetiaan. Dalam format pacaran, semua instrumen itu tidak terdapat, sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu sangat berbeda dengan cinta.

Pacaran adalah Masa Penjajakan atau Perkenalan ?

Bahkan kalau pun pacaran itu dianggap sebagai sarana untuk saling melakukan penjajakan, perkenalan atau mencari titik temu antara kedua calon suami istri, bukanlah anggapan yang benar. Sebab penjajakan itu tidak adil dan kurang memberikan gambaran yang sesungguhnya apabila data yang diperlukan dalam sebuah persiapan pernikahan itu kita peroleh dari dirinya sendiri. Ini terbukti sebagaian besar pasangan (pacar) kita, lebih banyak menutupi sifat aslinya tatkala berada di depan kekasihnya.

Maka tidak mengherankan jika kita sering menemukan perlakuan yang berbeda dari sang pacar, disaat masih berpacaran dan sesudah menikah. Sehingga pasangan yang cukup lama berpacaran, namun segera mengurus perceraian belum lama setelah pernikahan terjadi. Padahal mereka pacaran bertahun-tahun dan membina rumah tangga dalam hitungan hari. Pacaran bukanlah perkenalan melainkan ajang kencan saja. Dengan demikian, pacaran bukanlah sebuah penjajakan yang jujur, sebaliknya sebuah penyesatan dan pengelabuhan.

Padahal dalam format mencari pasangan hidup, Islam telah memberikan panduan yang jelas tentang apa saja yang perlu diperhitungkan. Misalnya sabda Rasulullah SAW tentang 4 kriteria yang terkenal itu.

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW berdabda: ”Wanita itu dinikahi karena 4 hal: [1] hartanya, [2] keturunannya, [3] kecantikannya dan [4] agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat. (HR. Bukhari dalam Kitabun Nikah Bab Al-Akfa’ fiddin nomor 4700, Muslim Kitabur-Radha’ Bab Istihbabu Nikah zatid-diin nomor 2661)

Selain keempat kriteria itu, Islam membenarkan bila ketika seorang memilih pasangan hidup untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi yang tidak mungkin diceritakan langsung oleh yang bersangkutan. Maka dalam masalah ini, peran orang tua atau pihak keluarga menjadi sangat penting.

Hati-Hati Virus CBSA

Selain itu Permasalahan yang sampai sekarang tak kunjung selesai adalah pembahasan tentang pacaran. Bisa dikata hampir semua Organisasi Islam menolak pacaran itu. Kajian-kajian keislaman, seminar-seminar, training-training, tatkala membahas tentang pacaran, semuanya memiliki suara yang sama dan bulat “No time for love” (tidak ada waktu untuk bercinta). Tidak ketinggalan kakak-kakak instruktur yang ada dalam training pun selalu menyampaikan kepada adik-adik “Pacaran itu Haram”.

Namun kenyataannya tidak sedikit juga dalam sebuah oraganisasi kita menemukan kisah percintaan antara sesam aktivis Dakwah. Hal ini menunjukkan bahwa Virus Pacaran ternyata juga tidak hanya menular dikalangan mereka yang belum paham Islam atau yang tidak mau paham dengan ajaran Islam. Melainkan juga menulari para aktivis. Inilah yang diistilahkan dengan ‘Virus CBSA’ (Cinta Bersemi Sesama Aktivis) oleh kak. Syarifuddin Saafa dalam bukunya “Menyingkap Rahasia Pacaran”.

Satu hal yang menarik, kalau kepergok lagi dua-duaan atau lagi jalan bareng, pasti argumentasi pembelaan diri akan disampaikannya. Salah satunya untuk kepentingan ‘dakwah’. Akhirnya dakwah dijadikan kambing hitam untuk melegitimasi virus tersebut. Inilah yang biasa disebut dengan istilah “pintar-pintar jatuh”. Oleh karena itu kenapa dakwah kita terkadang kurang berhasil ditengah-tengah masyarakat, karena kita hanya mampu mengatakannya, tapi untuk melaksanakannya hanya sedikit yang bisa. Sehingga pada akhirnya kita tidak mampu menjadi ‘Uswatun khasanah’. Allah Swt berfirman: “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”(Qs. Ash-Shaff : 3)


Pacaran Dalam Kacamata Islam

Jika melihat Potret Generasi Muda masa kini menunjukkan pacaran di zaman sekarang telah menjadi gejala. Barangkali fenomena ini sebagai akibat dari pengaruh kisah-kisah percintaan dalam roman, novel, film dan syair lagu. Sehingga terkesan bahwa hidup di masa remaja memang harus ditaburi dengan bunga-bunga percintaan, kisah-kisah asmara, harus ada pasangan tetap sebagai tempat untuk bertukar cerita dan berbagi rasa.

Bagaimana pun mereka yang berpacaran, jika kebebasan pergaulan antara yang bukan mahramnya tidak bisa dihindari atau semakin mengejolak, maka ulama sepakat bahwa pacaran model begini adalah kedzaliman atas amanah orang tua.

Selain itu secara sosio kultural di kalangan masyarakat agamis, pacaran akan mengundang fitnah, bahkan tergolong naif. Mau tidak mau, orang yang berpacaran sedikit demi sedikit akan terkikis peresapan ke-Islam-an dalam hatinya, bahkan bisa mengakibatkan kehancuran moral dan akhlak. Na’udzubillah min dzalik!

Sudah banyak gambaran kehancuran moral akibat pacaran, atau pergaulan bebas yang telah terjadi akibat science dan peradaban modern (westernisasi). Islam sendiri sebagai penyempurnaan dien-dien tidak kalah canggihnya memberi penjelasan mengenai berpacaran. Pacaran menurut Islam diidentikkan sebagai apa yang dilontarkan Rasulullah SAW : "Apabila seorang di antara kamu meminang seorang wanita, andaikata dia dapat melihat wanita yang akan dipinangnya, maka lihatlah." (HR Ahmad dan Abu Daud).

Namun Islam juga, jelas-jelas menyatakan bahwa berpacaran bukan jalan yang diridhai Allah, karena banyak segi mudharatnya. Setiap orang yang berpacaran cenderung untuk bertemu, duduk, pergi bergaul berdua. Ini jelas pelanggaran syari’at ! Terhadap larangan melihat atau bergaul bukan muhrim atau bukan istrinya. Sebagaimana yang tercantum dalam HR Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas yang artinya: "Janganlah salah seorang di antara kamu bersepi-sepi (berkhalwat) dengan seorang wanita, kecuali bersama dengan muhrimnya." Tabrani dan Al-Hakim dari Hudzaifah juga meriwayatkan dalam hadits yang lain: "Lirikan mata merupakan anak panah yang beracun dari setan, barang siapa meninggalkan karena takut kepada-Ku, maka Aku akan menggantikannya dengan iman sempurna hingga ia dapat merasakan arti kemanisannya dalam hati."

Yang perlu di ingat bahwa jodoh merupakan QADLA' (ketentuan) Allah, dimana manusia tidak punya andil menentukan sama sekali, manusia hanya dapat berusaha mencari jodoh yang baik menurut Islam. Tercantum dalam Al Qur'an: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)."

Haruskah Kita Pacaran?


Oleh. Rio Efendi Turipno, S.Psi

Pacaran! sudah tradisi…
Begitulah tanggapan remaja masa kini, seperti slogan dari salah satu iklan ditelevisi. Budaya ini sudah menjadi kebiasaan baru yang menggeser pola pergaulan sebelumnya. Hampir semua orang melakukannya, karena mereka menganggap pacaran sebagai sesuatu yang lazim untuk dipraktekkan. Kita dengan mudah menjumpai kenyataan tersebut. Dirumah, di sekolahan, di supermarket, di kampus, di pantai, bahkan ditempat yang sepi pun, tidak sulit menemukan sepasang kekasih. Mereka menganggap merekalah sepasang kekasi Si Romeo ‘en Juliet. Sungguh sangat romantis.

Tidak ketinggalan pula mereka yang sudah menikah alias yang sudah punya istri atau suami, turut ambil bagian dalam meramaikan budaya ini. Istilah “hugel” pun kini sudah tidak lagi diartikan sebagai hubungan gelap. Karena dewasa ini ‘pelaku hugel’, sudah terang-terangan tidak lagi sembunyi-sembunyi. Sehingga istilah hugel yang merupakan istilah orang Manado kini lebih cocok diartikan sebagai ‘hubungan geli-gelian’ daripada ‘hubungan gelap’.


Para remaja saat ini sudah memiliki gaya tersendiri dalam berpacaran. Kemahiran mereka dalam berpacaran bukan diperoleh dari pendidikan formal seperti sekolah atau pendidikan non formal, seperti kursus-kursus. Semuanya itu sepertinya terjadi secara alami. Jurus pamungkas ‘rayuan gombal’ yang katanya sih, sering digunakan oleh laki-laki. Itupun tidak mereka peroleh dalam perguruan-perguruan ilmu bela diri maupun perguruan tinggi. Sepertinya jurus-jurus tersebut dipelajari dari teman ke teman. Karena biasanya remaja akan meraka bangga apabila dia dapat menaklukan para wanita. Keberhasilannya ini pun dengan segera ia akan menceritakan ke teman-temannya. Dan bagi mereka yang belum pernah berpacaran, biasanya tak sungkan-sungkan diberi perdikat atau anugerah yang unik dari teman-temannya, misalnya kuper (kurang pergaulan), nggak gaul, kolot, dll.

Hal ini terjadi dikarenakan beberapa mitos yang telah meracuni pikiran para generasi muda kita, sehingga mengharuskan mereka untuk pacaran. Antara lain:

Pacaran adalah Cinta ?

Melihat kecenderungan aktifitas pasangan muda terutama remaja yang berpacaran, sesungguhnya sangat sulit untuk mengatakan bahwa pacaran itu adalah media untuk saling mencinta satu sama lain. Sebab cinta yang suci tidak akan mungkin dilumuri dengan napsu birahi, misalnya dengan bertemu di suatu kesempatan tertentu lalu saling bertelepon, tukar menukar SMS, chatting dan diteruskan dengan janji bertemu langsung, jalan-jalan, berduaan, pegang-pegangan, serta peluk-pelukan, dll.

Semua bentuk aktifitas itu sebenarnya bukanlah aktifitas cinta, sebab yang terjadi adalah kencan dan bersenang-senang. Sama sekali tidak ada ikatan formal yang resmi dan diakui. Juga tidak ada ikatan tanggung-jawab antara mereka. Bahkan tidak ada ketentuan tentang kesetiaan dan seterusnya.

Padahal cinta itu memiliki, tanggung-jawab, ikatan syah dan sebuah harga kesetiaan. Dalam format pacaran, semua instrumen itu tidak terdapat, sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu sangat berbeda dengan cinta.

Pacaran adalah Masa Penjajakan atau Perkenalan ?

Bahkan kalau pun pacaran itu dianggap sebagai sarana untuk saling melakukan penjajakan, perkenalan atau mencari titik temu antara kedua calon suami istri, bukanlah anggapan yang benar. Sebab penjajakan itu tidak adil dan kurang memberikan gambaran yang sesungguhnya apabila data yang diperlukan dalam sebuah persiapan pernikahan itu kita peroleh dari dirinya sendiri. Ini terbukti sebagaian besar pasangan (pacar) kita, lebih banyak menutupi sifat aslinya tatkala berada di depan kekasihnya.

Maka tidak mengherankan jika kita sering menemukan perlakuan yang berbeda dari sang pacar, disaat masih berpacaran dan sesudah menikah. Sehingga pasangan yang cukup lama berpacaran, namun segera mengurus perceraian belum lama setelah pernikahan terjadi. Padahal mereka pacaran bertahun-tahun dan membina rumah tangga dalam hitungan hari. Pacaran bukanlah perkenalan melainkan ajang kencan saja. Dengan demikian, pacaran bukanlah sebuah penjajakan yang jujur, sebaliknya sebuah penyesatan dan pengelabuhan.

Padahal dalam format mencari pasangan hidup, Islam telah memberikan panduan yang jelas tentang apa saja yang perlu diperhitungkan. Misalnya sabda Rasulullah SAW tentang 4 kriteria yang terkenal itu.

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW berdabda: ”Wanita itu dinikahi karena 4 hal: [1] hartanya, [2] keturunannya, [3] kecantikannya dan [4] agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat. (HR. Bukhari dalam Kitabun Nikah Bab Al-Akfa’ fiddin nomor 4700, Muslim Kitabur-Radha’ Bab Istihbabu Nikah zatid-diin nomor 2661)

Selain keempat kriteria itu, Islam membenarkan bila ketika seorang memilih pasangan hidup untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi yang tidak mungkin diceritakan langsung oleh yang bersangkutan. Maka dalam masalah ini, peran orang tua atau pihak keluarga menjadi sangat penting.

Hati-Hati Virus CBSA

Selain itu Permasalahan yang sampai sekarang tak kunjung selesai adalah pembahasan tentang pacaran. Bisa dikata hampir semua Organisasi Islam menolak pacaran itu. Kajian-kajian keislaman, seminar-seminar, training-training, tatkala membahas tentang pacaran, semuanya memiliki suara yang sama dan bulat “No time for love” (tidak ada waktu untuk bercinta). Tidak ketinggalan kakak-kakak instruktur yang ada dalam training pun selalu menyampaikan kepada adik-adik “Pacaran itu Haram”.

Namun kenyataannya tidak sedikit juga dalam sebuah oraganisasi kita menemukan kisah percintaan antara sesam aktivis Dakwah. Hal ini menunjukkan bahwa Virus Pacaran ternyata juga tidak hanya menular dikalangan mereka yang belum paham Islam atau yang tidak mau paham dengan ajaran Islam. Melainkan juga menulari para aktivis. Inilah yang diistilahkan dengan ‘Virus CBSA’ (Cinta Bersemi Sesama Aktivis) oleh kak. Syarifuddin Saafa dalam bukunya “Menyingkap Rahasia Pacaran”.

Satu hal yang menarik, kalau kepergok lagi dua-duaan atau lagi jalan bareng, pasti argumentasi pembelaan diri akan disampaikannya. Salah satunya untuk kepentingan ‘dakwah’. Akhirnya dakwah dijadikan kambing hitam untuk melegitimasi virus tersebut. Inilah yang biasa disebut dengan istilah “pintar-pintar jatuh”. Oleh karena itu kenapa dakwah kita terkadang kurang berhasil ditengah-tengah masyarakat, karena kita hanya mampu mengatakannya, tapi untuk melaksanakannya hanya sedikit yang bisa. Sehingga pada akhirnya kita tidak mampu menjadi ‘Uswatun khasanah’. Allah Swt berfirman: “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”(Qs. Ash-Shaff : 3)


Pacaran Dalam Kacamata Islam

Jika melihat Potret Generasi Muda masa kini menunjukkan pacaran di zaman sekarang telah menjadi gejala. Barangkali fenomena ini sebagai akibat dari pengaruh kisah-kisah percintaan dalam roman, novel, film dan syair lagu. Sehingga terkesan bahwa hidup di masa remaja memang harus ditaburi dengan bunga-bunga percintaan, kisah-kisah asmara, harus ada pasangan tetap sebagai tempat untuk bertukar cerita dan berbagi rasa.

Bagaimana pun mereka yang berpacaran, jika kebebasan pergaulan antara yang bukan mahramnya tidak bisa dihindari atau semakin mengejolak, maka ulama sepakat bahwa pacaran model begini adalah kedzaliman atas amanah orang tua.

Selain itu secara sosio kultural di kalangan masyarakat agamis, pacaran akan mengundang fitnah, bahkan tergolong naif. Mau tidak mau, orang yang berpacaran sedikit demi sedikit akan terkikis peresapan ke-Islam-an dalam hatinya, bahkan bisa mengakibatkan kehancuran moral dan akhlak. Na’udzubillah min dzalik!

Sudah banyak gambaran kehancuran moral akibat pacaran, atau pergaulan bebas yang telah terjadi akibat science dan peradaban modern (westernisasi). Islam sendiri sebagai penyempurnaan dien-dien tidak kalah canggihnya memberi penjelasan mengenai berpacaran. Pacaran menurut Islam diidentikkan sebagai apa yang dilontarkan Rasulullah SAW : "Apabila seorang di antara kamu meminang seorang wanita, andaikata dia dapat melihat wanita yang akan dipinangnya, maka lihatlah." (HR Ahmad dan Abu Daud).

Namun Islam juga, jelas-jelas menyatakan bahwa berpacaran bukan jalan yang diridhai Allah, karena banyak segi mudharatnya. Setiap orang yang berpacaran cenderung untuk bertemu, duduk, pergi bergaul berdua. Ini jelas pelanggaran syari’at ! Terhadap larangan melihat atau bergaul bukan muhrim atau bukan istrinya. Sebagaimana yang tercantum dalam HR Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas yang artinya: "Janganlah salah seorang di antara kamu bersepi-sepi (berkhalwat) dengan seorang wanita, kecuali bersama dengan muhrimnya." Tabrani dan Al-Hakim dari Hudzaifah juga meriwayatkan dalam hadits yang lain: "Lirikan mata merupakan anak panah yang beracun dari setan, barang siapa meninggalkan karena takut kepada-Ku, maka Aku akan menggantikannya dengan iman sempurna hingga ia dapat merasakan arti kemanisannya dalam hati."

Yang perlu di ingat bahwa jodoh merupakan QADLA' (ketentuan) Allah, dimana manusia tidak punya andil menentukan sama sekali, manusia hanya dapat berusaha mencari jodoh yang baik menurut Islam. Tercantum dalam Al Qur'an: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)."

Rabu, 25 November 2009

Puasa Arofah Yuuk!


Puasa Arofah itu adalah puasa yang di lakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa sunnah ini khusus dilakukan pada bulah Dzulhijjah atau bulan haji. Dan puasa ini dianjurkan bagi mereka yang tidak berangkat ibadah haji. Jadi, mereka melaksanakan di kampung halamannya masing-masing. Hukumnya adalah "sunnah muakkad" (sangat dianjurkan)

“Dari Abu Qotadah radhiyallohu ‘anhu, dia berkata, “Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang puasa hari ‘Arofah. Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Menghapuskan dosa-dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim no. 1162)

Coba bayangin deh jika kita mendapatkan sesuatu yang sangat berharga dari Allah, bila kita mengerjakan puasa arofah tersebut. Nah…, saudara dan saudariku mari kita berpuasa bersama – sama pada tanggal 9 Dzulhijjah yuk…


Ayo siapa yang besok mau sahur tuk puasa… ? Bayangkan pahalanya, dosa kalian yang setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya, kalian berarti menggurkan dosa kalian. Semoga kita bisa mengerjakan puasa arofah ini dengan baik ya… amiiin…

Puasa Arofah Yuuk!


Puasa Arofah itu adalah puasa yang di lakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa sunnah ini khusus dilakukan pada bulah Dzulhijjah atau bulan haji. Dan puasa ini dianjurkan bagi mereka yang tidak berangkat ibadah haji. Jadi, mereka melaksanakan di kampung halamannya masing-masing. Hukumnya adalah "sunnah muakkad" (sangat dianjurkan)

“Dari Abu Qotadah radhiyallohu ‘anhu, dia berkata, “Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang puasa hari ‘Arofah. Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Menghapuskan dosa-dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim no. 1162)

Coba bayangin deh jika kita mendapatkan sesuatu yang sangat berharga dari Allah, bila kita mengerjakan puasa arofah tersebut. Nah…, saudara dan saudariku mari kita berpuasa bersama – sama pada tanggal 9 Dzulhijjah yuk…


Ayo siapa yang besok mau sahur tuk puasa… ? Bayangkan pahalanya, dosa kalian yang setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya, kalian berarti menggurkan dosa kalian. Semoga kita bisa mengerjakan puasa arofah ini dengan baik ya… amiiin…

Senin, 23 November 2009

Resensi Buku Baru: "Api Sejarah"




Mengungkap Fakta-Fakta Sejarah yang Terlupakan

MENELUSURI jejak sejarah, baik sejarah bangsa Indonesia dan dunia, jarang sekali terjadi atau ditemukan sesuatu yang mengejutkan. Semua seakan sudah ditulis begitu sempurna, lengkap, dan objektif sehingga tidak ada ruang untuk sekadar interupsi. Apalagi jarang terdapat buku-buku atau bahan pembanding untuk menguji sejarah yang telah dicatatkan dan dituturkan bertahun-tahun lamanya.

Alhasil, seperti kata Bung Karno dalam surat dari Endeh yang dimuat dalam bukunya Di Bawah Bendera Revolusi Djilid I, selama ini kita “hanya mampu membaca abunya sejarah, tapi tidak dapat menangkap apinya sejarah.” Kita mungkin tahu dan hapal hari kemerdekaan, kebangkitan nasional, nama-nama para pahlawan. Namun, jarang mampu memahami makna dan fakta yang menggelora dalam sebuah peristiwa sejarah serta tokoh-tokoh di dalamnya.


Jadi tak usah heran dalam peringatan peristiwa sejarah penting lebih terasa hanya menjadi ajang seremonial dan agenda tahunan. Para pahlawan yang telah berjuang mengorbankan jiwa dan raga, hanya dihafal nama-namanya. Sejarah lebih sering dianggap sebagai kisah masa lalu, daripada sebuah perjalanan yang berkesinambungan untuk meraih kejayaan di masa depan.

Karena itu, perlu pemahaman untuk bisa lebih memaknai secara mendalam sebuah semangat dan cita-cita luhur di balik sejarah sebuah bangsa. Untuk itu, dimungkinkan pula adanya koreksi, untuk tetap menjaga makna cita-cita luhur di dalamnya sehingga sejarah bisa dijadikan perjalanan yang berkesinambungan sebuah bangsa untuk meraih kejayaan di masa depan.

Itu pula semangat yang ingin disampaikan dalam Buku Api Sejarah karya Ahmad Mansur Suryanegara yang diterbitkan Salamadani. Buku setebal 584 halaman ini bukan buku sejarah biasa karena menampilkan fakta-fakta menyengat yang jarang terungkap dalam buku sejarah kebanyakan.

Buku ini memang mengupasnya dari sudut pandang bagaimana pengaruh Islam dan ulama dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Namun, akan terlalu berlebihan jika menuding buku ini hanya menonjolkan peran satu golongan. Sebab, buku ini mengajak kita untuk bersedia mengoreksi dan meletakkan fakta-fakta yang belum terungkap secara proporsional.

Dari hal yang paling sederhana, misalnya tentang kapan masuknya Agama Islam ke Indonesia. Menurut Prof Dr Buya Hamka dan KRH Abdullah bin Nuh, Islam sebenarnya sudah masuk nusantara pada abad ke-7. Bukan abad ke-13 dan setelah runtuhnya kerajaan-kerjaan Hindu dan Buddha seperti banyak ditulis dalam buku sejarah.

Sebab, pada abad ke-7 berdasarkan Berita China Dinasti Tang sudah ada masyarakat di pesisir barat Sumatera yang beragama Islam dan ditemukannya nisan ulama Syaikh Mukaiddin di Baros, Tapanuli. Dan, keruntuhan kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha bukan akibat dominasi kerajaan Islam, misalnya Kerajaan Majapahit hancur setelah diserang Raja Girindrawardhana dari Kediri bukan oleh Kerajaan Demak.

Fakta-fakta yang lebih menyengat dan dilupakan tentang sejarah perjuangan organisasi Islam dalam sejarah kebangkitan sampai kemerdekaan, juga diungkap secara gamblang. Istilah nasionalisme dan Indonesia merdeka sebenarnya pertama kali diperkenalkan oleh Central Sjarikat Islam (CSI) pada kongres nasional pertama di Bandung pada 1916.

Lalu, mengapa Hari Lahir Boedi Oetomo ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Padahal menurut MR AK Pringgodigdo dalam buku Sedjarah Pergerakan Rakjat Indonesia, Boedi Oetomo dalam Kongres di Surakarta pada 1928 menolak cita-cita persatuan.

Buku ini layak diapresiasi sekaligus diuji fakta-fakta yang disajikan. Tentunya bukan mencari siapa yang benar dan salah. Lebih penting adalah meletakan fakta-fakta sejarah secara proporsional agar api semangat dan cita-cita luhur para pahlawan terus dilanjutkan untuk kejayaan Indonesia.

Judul          : Api Sejarah
Penulis      : Ahmad Mansur Suryanegara
Penerbit    : Salamadani
Tebal          : 584 Halaman
Terbit         : Juli

Harga         : Rp. 125.000
SMS             : 0813 984 97000 (Rio) 



Resensi Buku Baru: "Api Sejarah"




Mengungkap Fakta-Fakta Sejarah yang Terlupakan

MENELUSURI jejak sejarah, baik sejarah bangsa Indonesia dan dunia, jarang sekali terjadi atau ditemukan sesuatu yang mengejutkan. Semua seakan sudah ditulis begitu sempurna, lengkap, dan objektif sehingga tidak ada ruang untuk sekadar interupsi. Apalagi jarang terdapat buku-buku atau bahan pembanding untuk menguji sejarah yang telah dicatatkan dan dituturkan bertahun-tahun lamanya.

Alhasil, seperti kata Bung Karno dalam surat dari Endeh yang dimuat dalam bukunya Di Bawah Bendera Revolusi Djilid I, selama ini kita “hanya mampu membaca abunya sejarah, tapi tidak dapat menangkap apinya sejarah.” Kita mungkin tahu dan hapal hari kemerdekaan, kebangkitan nasional, nama-nama para pahlawan. Namun, jarang mampu memahami makna dan fakta yang menggelora dalam sebuah peristiwa sejarah serta tokoh-tokoh di dalamnya.


Jadi tak usah heran dalam peringatan peristiwa sejarah penting lebih terasa hanya menjadi ajang seremonial dan agenda tahunan. Para pahlawan yang telah berjuang mengorbankan jiwa dan raga, hanya dihafal nama-namanya. Sejarah lebih sering dianggap sebagai kisah masa lalu, daripada sebuah perjalanan yang berkesinambungan untuk meraih kejayaan di masa depan.

Karena itu, perlu pemahaman untuk bisa lebih memaknai secara mendalam sebuah semangat dan cita-cita luhur di balik sejarah sebuah bangsa. Untuk itu, dimungkinkan pula adanya koreksi, untuk tetap menjaga makna cita-cita luhur di dalamnya sehingga sejarah bisa dijadikan perjalanan yang berkesinambungan sebuah bangsa untuk meraih kejayaan di masa depan.

Itu pula semangat yang ingin disampaikan dalam Buku Api Sejarah karya Ahmad Mansur Suryanegara yang diterbitkan Salamadani. Buku setebal 584 halaman ini bukan buku sejarah biasa karena menampilkan fakta-fakta menyengat yang jarang terungkap dalam buku sejarah kebanyakan.

Buku ini memang mengupasnya dari sudut pandang bagaimana pengaruh Islam dan ulama dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Namun, akan terlalu berlebihan jika menuding buku ini hanya menonjolkan peran satu golongan. Sebab, buku ini mengajak kita untuk bersedia mengoreksi dan meletakkan fakta-fakta yang belum terungkap secara proporsional.

Dari hal yang paling sederhana, misalnya tentang kapan masuknya Agama Islam ke Indonesia. Menurut Prof Dr Buya Hamka dan KRH Abdullah bin Nuh, Islam sebenarnya sudah masuk nusantara pada abad ke-7. Bukan abad ke-13 dan setelah runtuhnya kerajaan-kerjaan Hindu dan Buddha seperti banyak ditulis dalam buku sejarah.

Sebab, pada abad ke-7 berdasarkan Berita China Dinasti Tang sudah ada masyarakat di pesisir barat Sumatera yang beragama Islam dan ditemukannya nisan ulama Syaikh Mukaiddin di Baros, Tapanuli. Dan, keruntuhan kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha bukan akibat dominasi kerajaan Islam, misalnya Kerajaan Majapahit hancur setelah diserang Raja Girindrawardhana dari Kediri bukan oleh Kerajaan Demak.

Fakta-fakta yang lebih menyengat dan dilupakan tentang sejarah perjuangan organisasi Islam dalam sejarah kebangkitan sampai kemerdekaan, juga diungkap secara gamblang. Istilah nasionalisme dan Indonesia merdeka sebenarnya pertama kali diperkenalkan oleh Central Sjarikat Islam (CSI) pada kongres nasional pertama di Bandung pada 1916.

Lalu, mengapa Hari Lahir Boedi Oetomo ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Padahal menurut MR AK Pringgodigdo dalam buku Sedjarah Pergerakan Rakjat Indonesia, Boedi Oetomo dalam Kongres di Surakarta pada 1928 menolak cita-cita persatuan.

Buku ini layak diapresiasi sekaligus diuji fakta-fakta yang disajikan. Tentunya bukan mencari siapa yang benar dan salah. Lebih penting adalah meletakan fakta-fakta sejarah secara proporsional agar api semangat dan cita-cita luhur para pahlawan terus dilanjutkan untuk kejayaan Indonesia.

Judul          : Api Sejarah
Penulis      : Ahmad Mansur Suryanegara
Penerbit    : Salamadani
Tebal          : 584 Halaman
Terbit         : Juli

Harga         : Rp. 125.000
SMS             : 0813 984 97000 (Rio) 



Clarence Jack Ellis: Ketika Sang Walikota AS Menemukan Islam


Oleh: Nidia Zuraya

Kebenaran harus ditegakkan, apa pun risikonya.

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, ''Tidak ada agama tanpa akal.'' Hadis ini secara tersirat menegaskan bahwa suatu agama, terlebih agama Islam, harus dipahami inti sari ajarannya dengan cara berpikir. Segala sesuatu yang ada di alam ini merupakan buah karya Allah SWT, sang pencipta alam semesta. Keberadaan alam ini pun adalah wujud dari keberadaan-Nya.

Tak salah bila kemudian banyak orang yang berusaha mempelajari agama dengan sungguh-sungguh karena mereka akan menemukan hakikat jati dirinya dan Tuhan sang Pencipta. Ini pulalah yang dialami dan dilakukan mantan wali kota Macon, sebuah negara bagian di Georgia, Amerika Serikat, Clarence Jack Ellis. Ia menemukan jati diri yang sesungguhnya setelah benar-benar mempelajari agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.


''Mengapa seseorang beragama Kristen? Itu karena Anda merasa melakukan sesuatu yang benar. Bagi saya, hal itu bukan persoalan besar. Namun, banyak orang yang ingin tahu apa yang Anda yakini. Bagi saya, Islam adalah agama yang cocok buat saya. Saya seperti kembali ke akar saya setelah bertahun-tahun melakukan perenungan,'' kata Ellis kepada surat kabar Boston Herald saat ditanya mengapa ia memilih pindah ke agama Islam, sebagaimana dikutip Islamonline .

Ellis mengatakan, ia mempelajari Alquran selama bertahun-tahun. Dan, ia menemukan tujuan hidupnya dalam Islam. Terlebih lagi setelah ia berkunjung ke Senegal. Menurut Ellis, nenek-nenek moyangnya sudah memeluk agama Islam sebelum mereka dibawa ke Amerika Utara sebagai budak.

Ellis mengaku jiwanya terasa tenteram dan damai setelah masuk Islam. Ia juga merasa tidak perlu menyembunyikan keislamannya dari publik yang telah memilihnya sebagai wali kota Macon walaupun keputusan memeluk Islam adalah keputusan yang sangat pribadi sifatnya.

Pria kelahiran Macon, 6 Januari 1946, ini masuk Islam pada Desember 2007 lalu. Sebagai seorang pejabat negara, keislaman Ellis mengundang perhatian publik Amerika. Namun demikian, ia sudah bulat pada keputusannya.

''Ini adalah keputusan yang sangat personal, tapi saya juga memahami bahwa saya seorang publik figur. Sebagai wali kota, saya pikir masyarakat berhak tahu apa yang saya yakini sebagai orang yang beriman. Iman yang saya yakini sekarang adalan Islam,'' jelas Ellis.

Ellis yang semula menganut agama Kristen hijrah menjadi seorang Muslim menjelang akhir kepemimpinannya. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat dalam sebuah upacara kecil di Senegal, Afrika Barat. Setelah masuk Islam, Ellis mengurus status hukum perubahan namanya dari Clarence Jack Ellis menjadi Hakim Mansour Ellis. Ia tetap menggunakan nama keluarganya atas permintaan kedua putrinya.

Keislaman Ellis menghiasi berbagai media massa di AS dan sejumlah media internasional. Tak heran bila keputusannya itu menjadi buah bibir. Karena, sejak memutuskan masuk Islam, ia masih menjabat sebagai wali kota Macon.

Setelah menjadi seorang Muslim, ayah dari lima anak itu mulai membiasakan diri untuk menunaikan shalat lima waktu dan secara rutin berkunjung ke Islamic Center di Bloomfield Road. Ellis mengaku bangga dengan kebebasan beragama di AS. ''Kami meyakini Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir, seperti kami meyakini Musa sebagai seorang nabi,'' ujar Ellis.

Karier
Peraih gelar sarjana muda di bidang sastra dari Saint Leo College di Florida, AS, ini menjabat sebagai wali kota Macon selama dua periode, sejak 14 Desember 1999 hingga Desember 2003. Kemudian, ia terpilih kembali dan menjabat hingga Desember 2007. Ia tidak bisa menjabat lagi sebagai wali kota karena sudah terpilih sebanyak dua kali masa jabatan yang lamanya empat tahun.

Ellis adalah warga kulit hitam pertama yang terpilih sebagai wali kota Macon sepanjang 176 tahun sejarah kota itu. Ia menjadi wali kota Macon ke-40 yang berhasil terpilih dua kali berturut-turut.

Selama menjabat sebagai wali kota Macon, Ellis dikenal sebagai sosok yang memberikan kontribusi besar bagi kemajuan kota itu. Ia menggunakan bantuan dari negara bagian dan Federal untuk membantu latihan kerja bagi anak-anak muda, membuat program pengarahan, penyuluhan, program usai sekolah, dan program untuk mengurangi jumlah kriminalitas di kota itu.

Dengan dana bantuan tersebut, ia juga mencanangkan program perumahan rakyat. Pada saat ia memerintah, telah dibangun lebih dari 200 unit rumah baru dengan harga terjangkau dan lebih dari 100 rumah susun di pusat kota Macon. Pada masa pemerintahannya, Macon ditetapkan sebagai kota unggulan oleh Asosiasi Kotamadya Georgia serta dianuegrahi The City Livability Award oleh Konferensi Wali Kota se-AS. Bahkan, mantan ibu negara Laura Bush menunjuk Macon sebagai cagar komunitas Amerika.

''Saya tetap berbagi dengan keluarga besar saya, komunitas Macon yang mendukung saya ketika saya masih menjadi seorang Kristiani dan masih memercayai saya hingga kini. Saya masih orang yang sama meski saya mengganti nama saya,'' tukas Ellis.

Sepanjang kariernya, sebagaimana tercatat dalam situs pribadinya, Macon tercatat pernah bertugas di dinas kemiliteran AS selama dua tahun dan ikut dikirim ke Perang Vietnam dalam Divisi ke-101 Angkatan Udara AS dengan pangkat sersan.

Atas jasa-jasanya di kemiliteran, Ellis mendapatkan sejumlah penghargaan, antara lain tiga penghargaan Bronze Star , medali Army Commendation for Valor and Heroism , serta penghargaan Purple Heart karena luka-luka yang dialaminya dalam perang Vietnam. ed: sya

Jadi Duta Kehormatan Uganda

Kiprah Clarence Jack Ellis saat menjabat sebagai wali kota tidak hanya sebatas urusan yang terkait dengan kota yang dipimpinnya, tetapi juga sampai ke tataran internasional. Saat memerintah, Ellis membina hubungan dengan beberapa kota internasional di Rusia, Afrika, dan Korea. Hubungan yang dibina antara Macon dan kota-kota dunia tersebut mengarah kepada bentuk kerja sama sister city . Dengan mengatasnamakan Konferensi Wali Kota se-AS, Konferensi Nasional Wali Kota Kulit Hitam, dan Konferensi Wali Kota sedunia, Ellis memimpin beberapa delegasi ke sejumlah negara Afrika, termasuk Ethiopia, Afrika Selatan, Ghana, Senegal, Uganda, dan Kamerun.

Lawatan-lawatan yang kerap ia lakukan ke sejumlah negara Afrika ini ternyata menarik perhatian Pemerintah Uganda. Karena itu, tak mengherankan jika ia kemudian diangkat menjadi duta kehormatan bagi Uganda pada April 2007 lalu. Posisi sebagai duta kehormatan ini akan dijalankannya setelah masa jabatannya sebagai wali kota Macon berakhir.

Ellis berharap bisa menggunakan posisi kehormatan itu untuk mempromosikan Uganda di wilayah tenggara Amerika Serikat. Seorang duta kehormatan biasanya mengemban tugas untuk membantu warga negara dari negara yang mereka wakili dalam menyelesaikan semua bentuk persoalan yang dihadapi mereka di negara di mana mereka tinggal.

Dukung Hugo Chavez
Pada saat masih menjabat, Ellis juga pernah mendapat sorotan tajam publik Amerika menyusul sikapnya yang dengan terang-terangan mendukung pemerintahan Presiden Venezuela Hugo Chavez. Atas sikapnya ini, Ellis tidak hanya didemo oleh warga kota Macon, tetapi juga mendapat kecaman dari para pemimpin lokal lainnya di Negeri Paman Sam.

Mantan calon wali kota saat itu, David Corr, mengatakan, pernyataan wali kota merupakan sebuah bentuk kemarahan. ''Kita harus mengutuk Chavez sebagai musuh kebebasan.''

Sementara itu, seorang anggota senat Partai Republik dari wilayah pemilihan Macon, Allen Peake, menilai bahwa tindakan yang dilakukan Ellis sebagai tindakan yang mencemarkan nama kota Macon. ''Saya pikir, itu negatif bagi kami,'' ujarnya kepada The Macon Telegraph . ''Kita perlu melakukan hal-hal yang bisa mengembalikan citra positif Macon,'' tambahnya.

Peristiwa tersebut terjadi pada pertengahan Agustus 2007 silam. Sebagaimana pemberitaan yang dilansir situs foxnews , wali kota Jack Ellis telah mengirimkan surat dukungan yang disampaikan melalui kurir kepada Presiden Chavez. Dalam suratnya, Ellis menuliskan pesan bahwa para pemimpin lokal di AS dapat berdiri bersama-sama pemimpin Venezuela meskipun perbedaan pendapat terjadi di tingkat pemerintah pusat.

Ia tak peduli tudingan miring yang ditujukan padanya. Baginya, sebuah kebenaran harus ditegakkan, apa pun risikonya. nidia ed: sya

Sumber: http://www.republika.co.id/koran/0/90931/Clarence_Jack_Ellis_Ketika_Sang_Wali_Kota_AS_Menemukan_Islam

Clarence Jack Ellis: Ketika Sang Walikota AS Menemukan Islam


Oleh: Nidia Zuraya

Kebenaran harus ditegakkan, apa pun risikonya.

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, ''Tidak ada agama tanpa akal.'' Hadis ini secara tersirat menegaskan bahwa suatu agama, terlebih agama Islam, harus dipahami inti sari ajarannya dengan cara berpikir. Segala sesuatu yang ada di alam ini merupakan buah karya Allah SWT, sang pencipta alam semesta. Keberadaan alam ini pun adalah wujud dari keberadaan-Nya.

Tak salah bila kemudian banyak orang yang berusaha mempelajari agama dengan sungguh-sungguh karena mereka akan menemukan hakikat jati dirinya dan Tuhan sang Pencipta. Ini pulalah yang dialami dan dilakukan mantan wali kota Macon, sebuah negara bagian di Georgia, Amerika Serikat, Clarence Jack Ellis. Ia menemukan jati diri yang sesungguhnya setelah benar-benar mempelajari agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.


''Mengapa seseorang beragama Kristen? Itu karena Anda merasa melakukan sesuatu yang benar. Bagi saya, hal itu bukan persoalan besar. Namun, banyak orang yang ingin tahu apa yang Anda yakini. Bagi saya, Islam adalah agama yang cocok buat saya. Saya seperti kembali ke akar saya setelah bertahun-tahun melakukan perenungan,'' kata Ellis kepada surat kabar Boston Herald saat ditanya mengapa ia memilih pindah ke agama Islam, sebagaimana dikutip Islamonline .

Ellis mengatakan, ia mempelajari Alquran selama bertahun-tahun. Dan, ia menemukan tujuan hidupnya dalam Islam. Terlebih lagi setelah ia berkunjung ke Senegal. Menurut Ellis, nenek-nenek moyangnya sudah memeluk agama Islam sebelum mereka dibawa ke Amerika Utara sebagai budak.

Ellis mengaku jiwanya terasa tenteram dan damai setelah masuk Islam. Ia juga merasa tidak perlu menyembunyikan keislamannya dari publik yang telah memilihnya sebagai wali kota Macon walaupun keputusan memeluk Islam adalah keputusan yang sangat pribadi sifatnya.

Pria kelahiran Macon, 6 Januari 1946, ini masuk Islam pada Desember 2007 lalu. Sebagai seorang pejabat negara, keislaman Ellis mengundang perhatian publik Amerika. Namun demikian, ia sudah bulat pada keputusannya.

''Ini adalah keputusan yang sangat personal, tapi saya juga memahami bahwa saya seorang publik figur. Sebagai wali kota, saya pikir masyarakat berhak tahu apa yang saya yakini sebagai orang yang beriman. Iman yang saya yakini sekarang adalan Islam,'' jelas Ellis.

Ellis yang semula menganut agama Kristen hijrah menjadi seorang Muslim menjelang akhir kepemimpinannya. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat dalam sebuah upacara kecil di Senegal, Afrika Barat. Setelah masuk Islam, Ellis mengurus status hukum perubahan namanya dari Clarence Jack Ellis menjadi Hakim Mansour Ellis. Ia tetap menggunakan nama keluarganya atas permintaan kedua putrinya.

Keislaman Ellis menghiasi berbagai media massa di AS dan sejumlah media internasional. Tak heran bila keputusannya itu menjadi buah bibir. Karena, sejak memutuskan masuk Islam, ia masih menjabat sebagai wali kota Macon.

Setelah menjadi seorang Muslim, ayah dari lima anak itu mulai membiasakan diri untuk menunaikan shalat lima waktu dan secara rutin berkunjung ke Islamic Center di Bloomfield Road. Ellis mengaku bangga dengan kebebasan beragama di AS. ''Kami meyakini Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir, seperti kami meyakini Musa sebagai seorang nabi,'' ujar Ellis.

Karier
Peraih gelar sarjana muda di bidang sastra dari Saint Leo College di Florida, AS, ini menjabat sebagai wali kota Macon selama dua periode, sejak 14 Desember 1999 hingga Desember 2003. Kemudian, ia terpilih kembali dan menjabat hingga Desember 2007. Ia tidak bisa menjabat lagi sebagai wali kota karena sudah terpilih sebanyak dua kali masa jabatan yang lamanya empat tahun.

Ellis adalah warga kulit hitam pertama yang terpilih sebagai wali kota Macon sepanjang 176 tahun sejarah kota itu. Ia menjadi wali kota Macon ke-40 yang berhasil terpilih dua kali berturut-turut.

Selama menjabat sebagai wali kota Macon, Ellis dikenal sebagai sosok yang memberikan kontribusi besar bagi kemajuan kota itu. Ia menggunakan bantuan dari negara bagian dan Federal untuk membantu latihan kerja bagi anak-anak muda, membuat program pengarahan, penyuluhan, program usai sekolah, dan program untuk mengurangi jumlah kriminalitas di kota itu.

Dengan dana bantuan tersebut, ia juga mencanangkan program perumahan rakyat. Pada saat ia memerintah, telah dibangun lebih dari 200 unit rumah baru dengan harga terjangkau dan lebih dari 100 rumah susun di pusat kota Macon. Pada masa pemerintahannya, Macon ditetapkan sebagai kota unggulan oleh Asosiasi Kotamadya Georgia serta dianuegrahi The City Livability Award oleh Konferensi Wali Kota se-AS. Bahkan, mantan ibu negara Laura Bush menunjuk Macon sebagai cagar komunitas Amerika.

''Saya tetap berbagi dengan keluarga besar saya, komunitas Macon yang mendukung saya ketika saya masih menjadi seorang Kristiani dan masih memercayai saya hingga kini. Saya masih orang yang sama meski saya mengganti nama saya,'' tukas Ellis.

Sepanjang kariernya, sebagaimana tercatat dalam situs pribadinya, Macon tercatat pernah bertugas di dinas kemiliteran AS selama dua tahun dan ikut dikirim ke Perang Vietnam dalam Divisi ke-101 Angkatan Udara AS dengan pangkat sersan.

Atas jasa-jasanya di kemiliteran, Ellis mendapatkan sejumlah penghargaan, antara lain tiga penghargaan Bronze Star , medali Army Commendation for Valor and Heroism , serta penghargaan Purple Heart karena luka-luka yang dialaminya dalam perang Vietnam. ed: sya

Jadi Duta Kehormatan Uganda

Kiprah Clarence Jack Ellis saat menjabat sebagai wali kota tidak hanya sebatas urusan yang terkait dengan kota yang dipimpinnya, tetapi juga sampai ke tataran internasional. Saat memerintah, Ellis membina hubungan dengan beberapa kota internasional di Rusia, Afrika, dan Korea. Hubungan yang dibina antara Macon dan kota-kota dunia tersebut mengarah kepada bentuk kerja sama sister city . Dengan mengatasnamakan Konferensi Wali Kota se-AS, Konferensi Nasional Wali Kota Kulit Hitam, dan Konferensi Wali Kota sedunia, Ellis memimpin beberapa delegasi ke sejumlah negara Afrika, termasuk Ethiopia, Afrika Selatan, Ghana, Senegal, Uganda, dan Kamerun.

Lawatan-lawatan yang kerap ia lakukan ke sejumlah negara Afrika ini ternyata menarik perhatian Pemerintah Uganda. Karena itu, tak mengherankan jika ia kemudian diangkat menjadi duta kehormatan bagi Uganda pada April 2007 lalu. Posisi sebagai duta kehormatan ini akan dijalankannya setelah masa jabatannya sebagai wali kota Macon berakhir.

Ellis berharap bisa menggunakan posisi kehormatan itu untuk mempromosikan Uganda di wilayah tenggara Amerika Serikat. Seorang duta kehormatan biasanya mengemban tugas untuk membantu warga negara dari negara yang mereka wakili dalam menyelesaikan semua bentuk persoalan yang dihadapi mereka di negara di mana mereka tinggal.

Dukung Hugo Chavez
Pada saat masih menjabat, Ellis juga pernah mendapat sorotan tajam publik Amerika menyusul sikapnya yang dengan terang-terangan mendukung pemerintahan Presiden Venezuela Hugo Chavez. Atas sikapnya ini, Ellis tidak hanya didemo oleh warga kota Macon, tetapi juga mendapat kecaman dari para pemimpin lokal lainnya di Negeri Paman Sam.

Mantan calon wali kota saat itu, David Corr, mengatakan, pernyataan wali kota merupakan sebuah bentuk kemarahan. ''Kita harus mengutuk Chavez sebagai musuh kebebasan.''

Sementara itu, seorang anggota senat Partai Republik dari wilayah pemilihan Macon, Allen Peake, menilai bahwa tindakan yang dilakukan Ellis sebagai tindakan yang mencemarkan nama kota Macon. ''Saya pikir, itu negatif bagi kami,'' ujarnya kepada The Macon Telegraph . ''Kita perlu melakukan hal-hal yang bisa mengembalikan citra positif Macon,'' tambahnya.

Peristiwa tersebut terjadi pada pertengahan Agustus 2007 silam. Sebagaimana pemberitaan yang dilansir situs foxnews , wali kota Jack Ellis telah mengirimkan surat dukungan yang disampaikan melalui kurir kepada Presiden Chavez. Dalam suratnya, Ellis menuliskan pesan bahwa para pemimpin lokal di AS dapat berdiri bersama-sama pemimpin Venezuela meskipun perbedaan pendapat terjadi di tingkat pemerintah pusat.

Ia tak peduli tudingan miring yang ditujukan padanya. Baginya, sebuah kebenaran harus ditegakkan, apa pun risikonya. nidia ed: sya

Sumber: http://www.republika.co.id/koran/0/90931/Clarence_Jack_Ellis_Ketika_Sang_Wali_Kota_AS_Menemukan_Islam

Minggu, 22 November 2009

Idul Adha, 27 November 2009


NU dan Muhammadiyah sambut baik tak ada perbedaan dalam penetapan Idul Adha

JAKARTA -- Pemerintah menetapkan perayaan Idul Adha 1430 Hijriyah pada Jumat, 27 November 2009. Sebab, berdasarkan hasil hisab dan rukyat, 1 Zulhijjah jatuh pada 18 November 2009. Tak ada perbedaan perayaan Idul Adha yang dilakukan umat Islam di Tanah Air.

''Pada sidang itsbat Hari Raya Idul Adha tahun ini, semua pihak baik ahli hisab maupun rukyat sepakat bahwa awal Zulhijjah 1430 bertepatan dengan 18 November 2009,'' kata Dirjen Bimas Islam, Depag, Nasaruddin Umar, dalam sidang itsbat di Jakarta, Rabu (18/11).


Sidang itsbat yang dipimpin oleh Nasaruddin tersebut dihadiri oleh Ketua Komisi Fatwa MUI Anwar Ibrahim, Dirjen Peradilan Agama Mahkamah Agung Wahyu Widianan, dan sejumlah pengurus ormas Islam, seperti Lajnah Falakiyah NU, Muhammadiyah, DDII, Persis, Al-Irsyad, dan Al-Washliyah.

Menurut Nasaruddin, pemerintah bersyukur karena penetapan awal Syawal dan Idul Adha 1430 Hijriyah ini tak ada perbedaan antara pemerintah dan ormas Islam. Kemungkinan besar hal ini juga terjadi pada 2010 mendatang. Pada 2011, mungkin bisa lain sebab ketinggian hilal rendah.

Pada Selasa (17/11) yang bertepatan dengan akhir bulan Zulkaidah, Badan Hisab dan Rukyat Depag melakukan rukyatul hilal atau peneropongan bulan baru di beberapa titik. Hasil rukyat tersebut menunjukkan bahwa posisi hilal berada di atas ufuk.

Selain berdasarkan rukyat, penentuan awal Zulhijjah dan Hari Raya Idul Adha itu juga sesuai dengan penanggalan sejumlah ormas Islam di Indonesia, seperti Lajnah Falakiyah NU, Muhammaditah, Al-Irsyad, Persis, dan DDII.

Ketua Lajnah Falakiyah PBNU, Ahmad Ghazalie Masroeri, juga menyatakan berdasarkan rukyat yang dilakukan pihaknya, hilal terlihat pada 17 November. Jadi, PBNU menetapkan Idul Adha pada Jumat, 27 November 2009. Sebelumnya, Muhammadiyah telah menetapkan pada hari yang sama. Sementara itu, Ketua Mahkamah Agung Arab Saudi, Abdul Rahman Al-Keyla, seperti dikutip Arabnews, mengatakan pula bahwa Idul Adha di Arab Saudi jatuh pada 27 November 2009. ''Dengan demikian, wukuf jamaah haji di Arafah jatuh pada Kamis, 26 November 2009,'' katanya.

Al-Keyla mengatakan, sejumlah orang telah menyaksikan hilal yang menjadi penanda masuknya bulan baru pada Selasa petang. Ini berarti, jelas dia, Rabu, 18 November 2009, menjadi hari pertama bulan baru, yaitu Zulhijjah.

Sambut baik
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Yunahar Ilyas, mengatakan, pihaknya sangat bersyukur akhirnya Muhammadiyah, NU, dan pemerintah memutuskan Hari Raya Idul Adha pada hari yang sama. ''Kami bersyukur bisa merayakan Idul Adha pada hari yang sama.''

Namun, ujar Yunahar, masalah bisa terjadi seandainya Arab Saudi melaksanakan Idul Adha pada hari yang berbeda. Pasalnya, masyarakat awam sering kebingungan dalam melaksanakan ibadah puasa Arafah sebelum Idul Adha.

Masyarakat, kata Yunahar, sering berpatokan terhadap Arab Saudi saat melaksanakan ibadah puasa Arafah. Padahal, menurut waktu di Indonesia, puasa Arafah seharusnya dilaksanakan pada 26 November yang bertepatan dengan tanggal 9 Zulhijjah. Oleh karena itu, jelas Yunahar, ia menyarankan agar masyarakat menggunakan patokan waktu Indonesia dalam puasa Arafah. Sebab, mereka tinggal di Indonesia.

Ketua PBNU, Masykuri Abdillah, juga menyambut baik. Dengan demikian, kata dia, ormas-ormas Islam dan pemerintah tampak bersatu.Walaupun, jika perayaan Idul Adha berbeda juga bukanlah hal yang buruk. ''Sebab, setiap pihak memiliki prinsip masing-masing,'' katanya.

Namun, kata Masykuri, pihaknya selalu berusaha menjaga berbagai macam persamaan. Sebab, semakin banyak persamaan itu baik. damanhuri/meta/lilis ed:ferry

Idul Adha, 27 November 2009


NU dan Muhammadiyah sambut baik tak ada perbedaan dalam penetapan Idul Adha

JAKARTA -- Pemerintah menetapkan perayaan Idul Adha 1430 Hijriyah pada Jumat, 27 November 2009. Sebab, berdasarkan hasil hisab dan rukyat, 1 Zulhijjah jatuh pada 18 November 2009. Tak ada perbedaan perayaan Idul Adha yang dilakukan umat Islam di Tanah Air.

''Pada sidang itsbat Hari Raya Idul Adha tahun ini, semua pihak baik ahli hisab maupun rukyat sepakat bahwa awal Zulhijjah 1430 bertepatan dengan 18 November 2009,'' kata Dirjen Bimas Islam, Depag, Nasaruddin Umar, dalam sidang itsbat di Jakarta, Rabu (18/11).


Sidang itsbat yang dipimpin oleh Nasaruddin tersebut dihadiri oleh Ketua Komisi Fatwa MUI Anwar Ibrahim, Dirjen Peradilan Agama Mahkamah Agung Wahyu Widianan, dan sejumlah pengurus ormas Islam, seperti Lajnah Falakiyah NU, Muhammadiyah, DDII, Persis, Al-Irsyad, dan Al-Washliyah.

Menurut Nasaruddin, pemerintah bersyukur karena penetapan awal Syawal dan Idul Adha 1430 Hijriyah ini tak ada perbedaan antara pemerintah dan ormas Islam. Kemungkinan besar hal ini juga terjadi pada 2010 mendatang. Pada 2011, mungkin bisa lain sebab ketinggian hilal rendah.

Pada Selasa (17/11) yang bertepatan dengan akhir bulan Zulkaidah, Badan Hisab dan Rukyat Depag melakukan rukyatul hilal atau peneropongan bulan baru di beberapa titik. Hasil rukyat tersebut menunjukkan bahwa posisi hilal berada di atas ufuk.

Selain berdasarkan rukyat, penentuan awal Zulhijjah dan Hari Raya Idul Adha itu juga sesuai dengan penanggalan sejumlah ormas Islam di Indonesia, seperti Lajnah Falakiyah NU, Muhammaditah, Al-Irsyad, Persis, dan DDII.

Ketua Lajnah Falakiyah PBNU, Ahmad Ghazalie Masroeri, juga menyatakan berdasarkan rukyat yang dilakukan pihaknya, hilal terlihat pada 17 November. Jadi, PBNU menetapkan Idul Adha pada Jumat, 27 November 2009. Sebelumnya, Muhammadiyah telah menetapkan pada hari yang sama. Sementara itu, Ketua Mahkamah Agung Arab Saudi, Abdul Rahman Al-Keyla, seperti dikutip Arabnews, mengatakan pula bahwa Idul Adha di Arab Saudi jatuh pada 27 November 2009. ''Dengan demikian, wukuf jamaah haji di Arafah jatuh pada Kamis, 26 November 2009,'' katanya.

Al-Keyla mengatakan, sejumlah orang telah menyaksikan hilal yang menjadi penanda masuknya bulan baru pada Selasa petang. Ini berarti, jelas dia, Rabu, 18 November 2009, menjadi hari pertama bulan baru, yaitu Zulhijjah.

Sambut baik
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Yunahar Ilyas, mengatakan, pihaknya sangat bersyukur akhirnya Muhammadiyah, NU, dan pemerintah memutuskan Hari Raya Idul Adha pada hari yang sama. ''Kami bersyukur bisa merayakan Idul Adha pada hari yang sama.''

Namun, ujar Yunahar, masalah bisa terjadi seandainya Arab Saudi melaksanakan Idul Adha pada hari yang berbeda. Pasalnya, masyarakat awam sering kebingungan dalam melaksanakan ibadah puasa Arafah sebelum Idul Adha.

Masyarakat, kata Yunahar, sering berpatokan terhadap Arab Saudi saat melaksanakan ibadah puasa Arafah. Padahal, menurut waktu di Indonesia, puasa Arafah seharusnya dilaksanakan pada 26 November yang bertepatan dengan tanggal 9 Zulhijjah. Oleh karena itu, jelas Yunahar, ia menyarankan agar masyarakat menggunakan patokan waktu Indonesia dalam puasa Arafah. Sebab, mereka tinggal di Indonesia.

Ketua PBNU, Masykuri Abdillah, juga menyambut baik. Dengan demikian, kata dia, ormas-ormas Islam dan pemerintah tampak bersatu.Walaupun, jika perayaan Idul Adha berbeda juga bukanlah hal yang buruk. ''Sebab, setiap pihak memiliki prinsip masing-masing,'' katanya.

Namun, kata Masykuri, pihaknya selalu berusaha menjaga berbagai macam persamaan. Sebab, semakin banyak persamaan itu baik. damanhuri/meta/lilis ed:ferry

Selasa, 17 November 2009

Fenomena Tahun 2012



Beberapa hari ini, dunia digemparkan dengan pemberitaan bahwa di tahun 2012 akan terjadi kiamat. Sebagian besar berita – berita di media massa, media elektronik maupun, dunia maya seperti website, blog, dan lainnya dihiasi dengan pemberitaan bahwa tahun 2012 ada indikasi bahwa akan terjadinya kiamat Qubra (Kiamat Besar). Bukan hanya itu saja, hingga saat ini, mesin pencarian terbesar di dunia (google), mencatat peringkat pertama yang diincar beritanya oleh para news browser adalah 2012. Ditambah lagi dengan munculnya film 2012 yang baru-baru ini sudah diputar di bioskop-bioskop Indonesia yang bisa dibilang dengan hadirnya film ini, isu kiamat ditahun 2012 semakin menguat.

Kenapa orang begitu mudah percaya dengan datangnya kiamat ditahun 2012..??


Padahal Rasulullah SAW tidak mengetahui kapan akan terjadinya kiamat, karena sesungguhnya kiamat itu adalah rahasia sang Pencipta Langit, bumi dan seluruh alam semesta beserta isinya, yaitu Allah SWT. Lantas, kenapa kita harus mempercayai bahwa kiamat akan datang ditahun 2012, sedangkan Rasulullah saja tidak mengetahuinya. Sesungguhnya Dia lah maha mengetahui. Meskipun demikian, tentunya kita mempunyai alasan masing-masing untuk menyikapinya.


Ada apa dengan tahun 2012.

Tahun 2012 memang penuh dengan kontroversi. Seorang penulis berkebangsaan Lebanon (Lawrence E. Joseph: 2007) menulis sebuah buku “Apocalypse 2012“. Dalam buku “Apocalypse 2012” memaparkan dengan jelas dan ilmiah tentang apa yang akan terjadi ditahun 2012. Di buku tersebut dijelaskan bahwa :

* Kemungkinan akan terjadinya bencana alam ditahun 2012, antara lain : Siklus aktivitas matahari memuncak yang menyebabkan panas yang sangat luar biasa dibumi, terlebih atmosfer bumi sudah mengalami kerusakan dibeberapa bagian akibat ulah manusia (kita sendiri). Akibat kerusakan ini, sinar UV dan Ultraviolet akan langsung mengenai bumi dan isinya yang dapat menyebabkan melehnya es dikutub Utara dan Selatan dan menimbulkan badai yang dahsyat.

* Medan magnet bumi yang befungsi sebagai pertahanan utama bumi terhadap radiasi sinar matahari rusak.

* Tata surya kita tengah memasuki medan awan energi antar bintang. Awan itu mengaktifkan dan merusak keseimbangan matahari serta atmosfer planet-planet. Para ahli geofisika Rusia berpendapat bahwa ketika bumi akan memasuki awan energi tersebut di tahun 2012 hingga 2020 dan akan menimbulkan bencana besar yang belum pernah ada sebelumnya.

Begitu juga dengan ramalan suku Maya, suku Mesir Kuno, suku Hapi, dsb., didalam kalendernya mengungkapkan ditahun 2012 merupakan akhir sekaligus awal zaman baru. Akan banyak darah yang mengalir ditahun 2012.

Kitab kuno dari Cina, I Ching, juga menyatakan akan terjadi bencana besar di tahun 2012.

Beberapa ativitas modern juga terkait dengan tahun 2012, yakni dateline modernisasi besar-besaran Pentagon paska ditubruk rudal dalam peristiwa 11 September 2001, batas akhir pelaksanaan Codex Alimentarius yang berupaya mengurangi populasi manusia di bumi dengan rekayasa genetika dan makanan transgenik, dan sebagainya.

Seorang tokoh spiritual Yahudi dunia bernama Titzchak Qadduri jauh-jauh hari sudah menyerukan kaum Yahudi agar sesegera mungkin meninggalkan daratan Amerika Serikat karena menurut perhitungannya, sebuah komet atau asteroid raksasa tengah meluncur di alam semesta dan mengarah serta akan menumbuk menuju daratan Amerika. (/era muslim)

Menyikapi hal ini, tentunya sebagian masyarakat di seluruh dunia, percaya bahwa akan terjadinya kiamat ditahun 2012. Tapi sebelumnya, mari kita lihat pandangan agama Islam) mengenai Hari Kiamat.


Pandangan Islam terhadap Kiamat.

Dalam Rukun Iman yang ke-6 disebutkan bahwa, “Percaya pada Qadha baik/buruk (Kiamat)” . Sebagai umat beragama, tentunya kita jangan mudah percaya akan isu-isu kiamat yang akan terjadi ditahun 2012. Hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Kita hanya harus percaya kalau Kiamat itu PASTI terjadi, tapi kita TIDAK akan pernah tahu KAPAN itu terjadi.

Kita bisa mengatakan kiamat akan tiba apabila kita sudah merasakanya tanda-tanda kiamat tersebut. Sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya kiamat itu tidak akan terjadi sebelum kamu melihat 10 tanda :

1. Asap
2. Dajjal
3. Binatang melata di Bumi
4. Terbitnya matahari sebelah barat
5. Turunnya Nabi Isa A.S
6. Keluarnya Yakjuj dan Makjuj
7. Gerhana di timur
8. Gerhana di barat
9. Gerhana di jazirah Arab
10. Keluarnya api dari kota Yaman menghalau manusia ke tempat pengiringan mereka.

Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis, untuk lebih jelasnya bisa klik di sini.

Relevansinya terhadap dunia saat ini.

Tentu, kita sebagai umat beragama, sudah mulai merasakan sebagian dari tanda-tanda kiamat didunia ini, seperti:

1. Dan perceraian banyak terjadi
2. Dan banyak terjadi kematian mendadak (tiba-tiba)
3. Dan banyak mushaf diberi hiasan (ornamen)
4. Dan masjid-masjid dibangun megah-megah
5. Dan berbagai perjanjian dan transaksi dilanggar sepihak
6. Dan berbagai peralatan musik dimainkan
7. Dan berbagai jenis khamr diminum manusia
8. Dan perzinaan dilakukan terang-terangan
9. Dan para pengkhianat dipercaya (diberi jabatan kepemimpinan)
10. Dan orang yang amanah dianggap pengkhianat (penjahat/teroris)
11. Tersebarnya Pena (banyak buku diterbitkan)
12. Pasar-pasar (Mall, Ruko, Plaza, Supermarket) Berdekatan
13. Penumpahan darah dianggap ringan
14. Makan riba

Menyikapi hal ini, mari bersama-sama kita mulai introspeksi diri kita untuk kembali ke jalan yang lurus. Ini peringatan bagi kita.

Mengenai tahun 2012, sabaiknya anda lebih bijak dalam memaknainya. jadikan ini sebagai motivasi kita untuk mulai beramal baik dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Kalaupun benar isu di tahun 2012 akan terjadi kiamat, kita telah siap untuk menerimanya. Sesungguhnya semua makhluk hidup akan mati dan kembali padaNya, cepat atau lambat. Maka, persiapkan diri kita.

Fenomena Tahun 2012



Beberapa hari ini, dunia digemparkan dengan pemberitaan bahwa di tahun 2012 akan terjadi kiamat. Sebagian besar berita – berita di media massa, media elektronik maupun, dunia maya seperti website, blog, dan lainnya dihiasi dengan pemberitaan bahwa tahun 2012 ada indikasi bahwa akan terjadinya kiamat Qubra (Kiamat Besar). Bukan hanya itu saja, hingga saat ini, mesin pencarian terbesar di dunia (google), mencatat peringkat pertama yang diincar beritanya oleh para news browser adalah 2012. Ditambah lagi dengan munculnya film 2012 yang baru-baru ini sudah diputar di bioskop-bioskop Indonesia yang bisa dibilang dengan hadirnya film ini, isu kiamat ditahun 2012 semakin menguat.

Kenapa orang begitu mudah percaya dengan datangnya kiamat ditahun 2012..??


Padahal Rasulullah SAW tidak mengetahui kapan akan terjadinya kiamat, karena sesungguhnya kiamat itu adalah rahasia sang Pencipta Langit, bumi dan seluruh alam semesta beserta isinya, yaitu Allah SWT. Lantas, kenapa kita harus mempercayai bahwa kiamat akan datang ditahun 2012, sedangkan Rasulullah saja tidak mengetahuinya. Sesungguhnya Dia lah maha mengetahui. Meskipun demikian, tentunya kita mempunyai alasan masing-masing untuk menyikapinya.


Ada apa dengan tahun 2012.

Tahun 2012 memang penuh dengan kontroversi. Seorang penulis berkebangsaan Lebanon (Lawrence E. Joseph: 2007) menulis sebuah buku “Apocalypse 2012“. Dalam buku “Apocalypse 2012” memaparkan dengan jelas dan ilmiah tentang apa yang akan terjadi ditahun 2012. Di buku tersebut dijelaskan bahwa :

* Kemungkinan akan terjadinya bencana alam ditahun 2012, antara lain : Siklus aktivitas matahari memuncak yang menyebabkan panas yang sangat luar biasa dibumi, terlebih atmosfer bumi sudah mengalami kerusakan dibeberapa bagian akibat ulah manusia (kita sendiri). Akibat kerusakan ini, sinar UV dan Ultraviolet akan langsung mengenai bumi dan isinya yang dapat menyebabkan melehnya es dikutub Utara dan Selatan dan menimbulkan badai yang dahsyat.

* Medan magnet bumi yang befungsi sebagai pertahanan utama bumi terhadap radiasi sinar matahari rusak.

* Tata surya kita tengah memasuki medan awan energi antar bintang. Awan itu mengaktifkan dan merusak keseimbangan matahari serta atmosfer planet-planet. Para ahli geofisika Rusia berpendapat bahwa ketika bumi akan memasuki awan energi tersebut di tahun 2012 hingga 2020 dan akan menimbulkan bencana besar yang belum pernah ada sebelumnya.

Begitu juga dengan ramalan suku Maya, suku Mesir Kuno, suku Hapi, dsb., didalam kalendernya mengungkapkan ditahun 2012 merupakan akhir sekaligus awal zaman baru. Akan banyak darah yang mengalir ditahun 2012.

Kitab kuno dari Cina, I Ching, juga menyatakan akan terjadi bencana besar di tahun 2012.

Beberapa ativitas modern juga terkait dengan tahun 2012, yakni dateline modernisasi besar-besaran Pentagon paska ditubruk rudal dalam peristiwa 11 September 2001, batas akhir pelaksanaan Codex Alimentarius yang berupaya mengurangi populasi manusia di bumi dengan rekayasa genetika dan makanan transgenik, dan sebagainya.

Seorang tokoh spiritual Yahudi dunia bernama Titzchak Qadduri jauh-jauh hari sudah menyerukan kaum Yahudi agar sesegera mungkin meninggalkan daratan Amerika Serikat karena menurut perhitungannya, sebuah komet atau asteroid raksasa tengah meluncur di alam semesta dan mengarah serta akan menumbuk menuju daratan Amerika. (/era muslim)

Menyikapi hal ini, tentunya sebagian masyarakat di seluruh dunia, percaya bahwa akan terjadinya kiamat ditahun 2012. Tapi sebelumnya, mari kita lihat pandangan agama Islam) mengenai Hari Kiamat.


Pandangan Islam terhadap Kiamat.

Dalam Rukun Iman yang ke-6 disebutkan bahwa, “Percaya pada Qadha baik/buruk (Kiamat)” . Sebagai umat beragama, tentunya kita jangan mudah percaya akan isu-isu kiamat yang akan terjadi ditahun 2012. Hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Kita hanya harus percaya kalau Kiamat itu PASTI terjadi, tapi kita TIDAK akan pernah tahu KAPAN itu terjadi.

Kita bisa mengatakan kiamat akan tiba apabila kita sudah merasakanya tanda-tanda kiamat tersebut. Sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya kiamat itu tidak akan terjadi sebelum kamu melihat 10 tanda :

1. Asap
2. Dajjal
3. Binatang melata di Bumi
4. Terbitnya matahari sebelah barat
5. Turunnya Nabi Isa A.S
6. Keluarnya Yakjuj dan Makjuj
7. Gerhana di timur
8. Gerhana di barat
9. Gerhana di jazirah Arab
10. Keluarnya api dari kota Yaman menghalau manusia ke tempat pengiringan mereka.

Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis, untuk lebih jelasnya bisa klik di sini.

Relevansinya terhadap dunia saat ini.

Tentu, kita sebagai umat beragama, sudah mulai merasakan sebagian dari tanda-tanda kiamat didunia ini, seperti:

1. Dan perceraian banyak terjadi
2. Dan banyak terjadi kematian mendadak (tiba-tiba)
3. Dan banyak mushaf diberi hiasan (ornamen)
4. Dan masjid-masjid dibangun megah-megah
5. Dan berbagai perjanjian dan transaksi dilanggar sepihak
6. Dan berbagai peralatan musik dimainkan
7. Dan berbagai jenis khamr diminum manusia
8. Dan perzinaan dilakukan terang-terangan
9. Dan para pengkhianat dipercaya (diberi jabatan kepemimpinan)
10. Dan orang yang amanah dianggap pengkhianat (penjahat/teroris)
11. Tersebarnya Pena (banyak buku diterbitkan)
12. Pasar-pasar (Mall, Ruko, Plaza, Supermarket) Berdekatan
13. Penumpahan darah dianggap ringan
14. Makan riba

Menyikapi hal ini, mari bersama-sama kita mulai introspeksi diri kita untuk kembali ke jalan yang lurus. Ini peringatan bagi kita.

Mengenai tahun 2012, sabaiknya anda lebih bijak dalam memaknainya. jadikan ini sebagai motivasi kita untuk mulai beramal baik dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Kalaupun benar isu di tahun 2012 akan terjadi kiamat, kita telah siap untuk menerimanya. Sesungguhnya semua makhluk hidup akan mati dan kembali padaNya, cepat atau lambat. Maka, persiapkan diri kita.

IPM Indonesia Makin Menurun Dua Tahun Terakhir


Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia makin menurun dalam dua tahun terakhir, terbukti ada 2007 masih menempati peringkat 107 di dunia dan pada 2009 justru turun pada posisi 111.

"Berdasarkan laporan IPM yang dirilis United Nation Development Program (UNDP), kini Indonesia berada para peringkat ke-111, jauh dibawah negara-negara ASEAN lainnya," kata Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) Don K Marut disela-sela kehadirannya di Makassar,

Dia mengatakan, dengan posisi IPM Indonesia yang ke-111 ini menunjukkan bahwa penurunan peringkat dari 107 pada 2007 lalu, kualitas pembangunan manusia Indonesia khususnya di bidang kesehatan dan pendidikan, tidak lebih baik dari sebelumnya.
Sementara pada periode yang sama, lanjutnya, beban pembayaran utang luar negeri pemerintah dari tahun ke tahun terus meningkat.



Pada tahun 2009 saja, pemerintah harus membayar utang sebesar Rp179,53 triliun atau sekitar 20,57 persen dari APBN. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibanding alokasi anggaran untuk pendidikan Rp87,46 triliun (10,02 persen) dan kesehatan Rp16,44 triliun (1,89 persen).

Lebih jauh Don menjelaskan, dari studi yang dilakukan INFID, ternyata tidak semua utang memberi manfaat bagi pembangunan. Salah satu contoh kontroversial secara internasional adalah utang untuk pembelian kapal perang bekas Jerman Timur yang didatangkan ke Indonesia pada 1996.

"Utang untuk pembelian kapal itu ternyata tidak mendatangkan manfaat, karena selain kapal itu sudah mengalami banyak kerusakan, juga tidak sesuai dengan kondisi perairan di Indonesia," katanya.

Bahkan kemudian, lanjutnya, justeru menimbulkan utang baru untuk biaya perbaikan dan perawatan kapal.

Berkaitan dengan upaya menelisik IPM di negara ini, dia mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Yayasan Lembaga Konsumen (YLK) Sulawesi Selatan menggelar seminar sehari dengan tema "Tantangan-Tantangan dan Prospek Meningkatkan Kualitas Pembangunan Manusia Indonesia" di Makassar pada Rabu (14/10).(*)

Sumber: http://www.antara.co.id/berita/1255470870/ipm-indonesia-makin-menurun-dua-tahun-terakhir

IPM Indonesia Makin Menurun Dua Tahun Terakhir


Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia makin menurun dalam dua tahun terakhir, terbukti ada 2007 masih menempati peringkat 107 di dunia dan pada 2009 justru turun pada posisi 111.

"Berdasarkan laporan IPM yang dirilis United Nation Development Program (UNDP), kini Indonesia berada para peringkat ke-111, jauh dibawah negara-negara ASEAN lainnya," kata Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) Don K Marut disela-sela kehadirannya di Makassar,

Dia mengatakan, dengan posisi IPM Indonesia yang ke-111 ini menunjukkan bahwa penurunan peringkat dari 107 pada 2007 lalu, kualitas pembangunan manusia Indonesia khususnya di bidang kesehatan dan pendidikan, tidak lebih baik dari sebelumnya.
Sementara pada periode yang sama, lanjutnya, beban pembayaran utang luar negeri pemerintah dari tahun ke tahun terus meningkat.



Pada tahun 2009 saja, pemerintah harus membayar utang sebesar Rp179,53 triliun atau sekitar 20,57 persen dari APBN. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibanding alokasi anggaran untuk pendidikan Rp87,46 triliun (10,02 persen) dan kesehatan Rp16,44 triliun (1,89 persen).

Lebih jauh Don menjelaskan, dari studi yang dilakukan INFID, ternyata tidak semua utang memberi manfaat bagi pembangunan. Salah satu contoh kontroversial secara internasional adalah utang untuk pembelian kapal perang bekas Jerman Timur yang didatangkan ke Indonesia pada 1996.

"Utang untuk pembelian kapal itu ternyata tidak mendatangkan manfaat, karena selain kapal itu sudah mengalami banyak kerusakan, juga tidak sesuai dengan kondisi perairan di Indonesia," katanya.

Bahkan kemudian, lanjutnya, justeru menimbulkan utang baru untuk biaya perbaikan dan perawatan kapal.

Berkaitan dengan upaya menelisik IPM di negara ini, dia mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Yayasan Lembaga Konsumen (YLK) Sulawesi Selatan menggelar seminar sehari dengan tema "Tantangan-Tantangan dan Prospek Meningkatkan Kualitas Pembangunan Manusia Indonesia" di Makassar pada Rabu (14/10).(*)

Sumber: http://www.antara.co.id/berita/1255470870/ipm-indonesia-makin-menurun-dua-tahun-terakhir

Tuhan Kita Adalah Allah


Oleh. Adian Husaini

Salah satu pandangan yang senantiasa dilempar oleh kaum Pluralis Agama dalam 'menyesatkan' kaum Muslim, adalah bawasanya, "semua agama adalah jalan yang berbeda-beda menuju Tuhan yang satu". Mereka mengatakan, soal nama "Yang Satu" itu tidaklah penting. Yang Satu itu dapat dinamai Allah, God, Lord, Yahweh, The Real, The Eternal One, dan sebagainya. Bagi mereka, nama Tuhan tidak penting.

Ada yang menulis: "Dengan nama Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih, Tuhan Yang Maha Penyayang, Tuhan Segala agama." Kita ingat, dulu, ada cendekiawan terkenal yang mengartikan kalimat syahadat dengan: "Tidak ada tuhan (dengan t kecil), kecuali Tuhan (dengan T besar).

Tradisi yang tidak tahu dan tidak mempersoalkan nama Tuhan bisa kita telusuri dari tradisi Yahudi. Kaum Yahudi, hingga kini, masih berspekulasi tentang nama Tuhan mereka. Dalam konsep Judaism (agama Yahudi), nama Tuhan tidak dapat diketahui dengan pasti. Kaum Yahudi modern hanya menduga-duga, bahwa nama Tuhan mereka adalah Yahweh.

The Concise Oxford Dictionary of World Religions menjelaskan 'Yahweh' sebagai "The God of Judaism as the ‘tetragrammaton YHWH, may have been pronounced. By orthodox and many other Jews, God’s name is never articulated, least of all in the Jewish liturgy."

Karena tidak memiliki tradisi sanad yang sampai kepada Nabi Musa a.s. maka kaum Yahudi tidak dapat membaca dengan pasti empat huruf "YHWH". Mereka hanya dapat menduga-duga, empat huruf konsonan itu dulunya dibaca Yahweh. Karena itu, kaum Yahudi Ortodoks tidak mau membaca empat huruf mati tersebut, dan jika ketemu dengan empat konsonan tersebut, mereka membacanya dengan Adonai (Tuhan).

Spekulasi Yahudi tentang nama Tuhan ini kemudian berdampak pada konsepsi Kristen tentang "nama Tuhan" yang sangat beragam, sesuai dengan tradisi dan budaya setempat. Di Mesir dan kawasan Timur Tengah lainnya, kaum Kristen menyebut nama Tuhan mereka dengan lafaz "Alloh", sama dengan orang Islam; di Indonesia mereka melafazkan nama Tuhannya menjadi "Allah"; dan di Barat kaum Kristen menyebut Tuhan mereka dengan "God" atau "Lord".

Bagi orang Kristen, "Allah" bukanlah nama diri, seperti dalam konsep Islam. Tetapi, bagi mereka, "Allah" adalah sebutan untuk "Tuhan itu" (al-ilah). Jadi, bagi mereka, tidak ada masalah, apakah Tuhan disebut God, Lord, Allah, atau Yahweh. Yang penting, sebutan itu menunjuk kepada "Tuhan itu". Ini tentu berbeda dengan konsep Islam.

Di Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir, muncul kelompok-kelompok Kristen yang menolak penggunaan nama "Allah" untuk Tuhan mereka dan menggantinya dengan kata "Yahwe". Tahun 1999, muncul kelompok Kristen yang menemakan dirinya Iman Taqwa Kepada Shirathal Mustaqim (ITKSM) yang melakukan kampanye agar kaum Kristen menghentikan penggunaan lafaz Allah.

Kelompok ini kemudian mengganti nama menjadi Bet Yesua Hamasiah (BYH). Kelompok ini mengatakan: "Allah adalah nama Dewa Bangsa Arab yang mengairi bumi. Allah adalah nama Dewa yang disembah penduduk Mekah.'' Kelompok ini juga menerbitkan Bibel sendiri dengan nama Kitab Suci Torat dan Injil yang pada halaman dalamnya ditulis Kitab Suci 2000. Kitab Bibel versi BYH ini mengganti kata "Allah" menjadi "Eloim", kata "TUHAN" diganti menjadi "YAHWE"; kata "Yesus" diganti dengan "Yesua", dan "Yesus Kristus" diubah menjadi "Yesua Hamasiah".

Berikutnya, muncul lagi kelompok Kristen yang menamakan dirinya "Jaringan Gereja-gereja Pengagung Nama Yahweh" yang menerbitkan Bibel sendiri dengan nama "Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan ini". Kelompok ini menegaskan, "Akhirnya nama "Allah" tidak dapat dipertahankan lagi."

Tentang kontroversi penggunaan nama Allah dalam Kristen, bisa dilihat dalam buku-buku:

1. I.J. Setyabudi, Kontroversi Nama Allah, (Jakarta: Wacana Press, 2004);

2. Bambang Noorsena, The History of Allah, (Yogya: PBMR Andi, 2005);

3. Herlianto, Siapakah Yang Bernama Allah Itu? (Jakarta: BPK, 2005, cetakan ke-3).

Itulah tradisi Yahudi-Kristen dalam soal penyebutan nama Tuhan. Sayangnya, oleh sebagian kaum Muslim atau orientalis Barat, tradisi Yahudi dan Kristen ini kemudian dibawa ke dalam Islam. Pada berbagai terjemahan al-Quran dalam bahasa Inggris, kita menemukan tindakan yang tidak tepat, yaitu menerjemahkan semua lafaz Allah dalam al-Quran menjadi "God".

Dalam konsep Islam, Allah adalah nama diri (ismul 'alam/proper name)dari Dzat Yang Maha Kuasa. Maka, seharusnya, lafaz "Allah" dalam al-Quran tidak diterjemahkan ke dalam sebutan lain, baik diterjemahkan dengan "Tuhan", "God", atau "Lord". Beberapa terjemahan al-Quran bahasa Inggris telah menerjemahkan lafaz Allah menjadi God. Misalnya, Abdullah Yusuf Ali – dalam The Holy Qur'an -- menerjemahkan "Bismillah" dengan "In the name of God". Begitu juga, "Alhamdulillah diterjemahkan dengan "Say: He is God, the One and Only".

Kasus yang sama – penerjemahan nama Allah menjadi God – juga bisa dilihat dalam Terjemah al-Quran bahasa Inggris yang dilakukan oleh J.M. Rodwell (terbitan J.M. Dent Orion Publishing Group, London, 2002. Terbit pertama oleh Everyman tahun 1909). Harusnya, kata Allah dalam al-Quran tidak diterjemahkan, karena "Allah" adalah nama. Seperti halnya kita tidak boleh menerjemahkan kata "President Bush" dengan "Presiden semak", atau nama Menlu AS "Rice" dengan "Menteri Nasi".

Menurut Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas, sesuai dengan konsep Pandangan Hidup Islam (Islamic worldview) yang bersifat otentik dan final, maka konsep Islam tentang Tuhan, juga bersifat otentik dan final. Itu disebabkan, konsep Tuhan dalam Islam, dirumuskan berdasarkan wahyu dalam al-Quran yang juga bersifat otentik dan final.

Konsep Tuhan dalam Islam memiliki sifat yang khas yang tidak sama dengan konsepsi Tuhan dalam agama-agama lain, tidak sama dengan konsep Tuhan dalam tradisi filsafat Yunani; tidak sama dengan konsep Tuhan dalam filsafat Barat modern atau pun dalam tradisi mistik Barat dan Timur. (Syed Muhammad Naquib al-Attas, Prolegomena to the Metaphysic of Islam, (Kuala Lumpur: ISTAC, 1995).

Bait pertama dalam Aqidah Thahawiyah yang ditulis oleh Abu Ja'far ath-Thahawi (239-321H), dan disandarkan pada Imam Abu Hanifah, Abu Yusuf, Imam Syaibani, menyatakan: "Naquulu fii tawqiidillaahi mu'taqidiina – bitawfiqillaahi: Innallaaha waahidun laa syariikalahu." Begitu puladDalam Kitab Aqidatul Awam – yang biasa diajarkan di madrasah-madrasah Ibtidaiyah -- ditulis bait pertama kitab ini: "Abda'u bismillaahi wa-arrahmaani—wa bi-arahiimi daa'imil ihsani." Ayat pertama dalam al-Quran juga berbunyi "Bismillahirrahmaanirrahiimi", dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan, dalam Islam, dikenal dengan nama Allah. Lafaz 'Allah' dibaca dengan bacaan yang tertentu. Kata "Allah" tidak boleh diucapkan sembarangan, tetapi harus sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah saw, sebagaimana bacaan-bacaan ayat-ayat dalam al-Quran. Dengan adanya ilmul qiraat yang berdasarkan pada sanad – yang sampai pada Rasulullah saw – maka kaum Muslimin tidak menghadapi masalah dalam penyebutan nama Tuhan.

Umat Islam juga tidak berbeda pendapat tentang nama Tuhan, bahwa nama Tuhan yang sebenarnya ialah Allah. Dengan demikian, "nama Tuhan", yakni "Allah" juga bersifat otentik dan final, karena menemukan sandaran yang kuat, dari sanad mutawatir yang sampai kepada Rasulullah saw. Umat Islam tidak melakukan 'spekulasi filosofis' untuk menyebut nama Allah, karena nama itu sudah dikenalkan langsung oleh Allah SWT – melalui al-Quran, dan diajarkan langsung cara melafalkannya oleh Nabi Muhammad saw.

Dalam konsepsi Islam, Allah adalah nama diri (proper name) dari Dzat Yang Maha Kuasa, yang memiliki nama dan sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat Allah dan nama-nama-Nya pun sudah dijelaskan dalam al-Quran, sehingga tidak memberikan kesempatan kepada terjadinya spekulasi akal dalam masalah ini. Tuhan orang Islam adalah jelas, yakni Allah, yang SATU, tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. (Qs. 112:1-4). Dan syahadat Islam pun begitu jelas: "La ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah" -- Tidak ada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah". Syahadat Islam ini tidak boleh diterjemahkan dengan "Tidak ada tuhan kecuali Tuhan dan Yang Terpuji adalah utusan Allah". Kaum Muslim di seluruh dunia – dengan latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda – juga menyebut dan mengucapkan nama Allah dengan cara yang sama. Karena itu, umat Islam praktis tidak mengalami perbedaan yang mendasar dalam masalah konsep 'Tuhan'.

Karen Armstrong menulis dalam bukunya:

"al-Quran sangat mewaspadai spekulasi teologis, mengesampingkannya sebagai zhanna, yaitu menduga-duga tentang sesuatu yang tak mungkin diketahui atau dibuktikan oleh siapa pun. Doktrin Kristen tentang Inkarnasi dan Trinitas tampaknya merupakan contoh pertama zhanna dan tidak mengherankan jika umat Muslim memandang ajaran-ajaran itu sebagai penghujatan." (Karen Armstrong, Sejarah Tuhan (Terj), 2001), hal. 199-200).

Bagi kaum Pluralis Agama, siapa pun nama Tuhan tidak menjadi masalah, karena biasanya mereka memandang, agama adalah bagian dari ekspresi budaya manusia yang sifatnya relatif. Karena itu, tidak manjadi masalah, apakah Tuhan disebut Allah, God, Lord, Yahweh, dan sebagainya. Mereka juga mengatakan, bahwa semua ritual dalam agama adalah menuju Tuhan yang satu, siapa pun nama-Nya. Nurcholish Madjid, misalnya, menyatakan, bahwa:

"... setiap agama sebenarnya merupakan ekspresi keimanan terhadap Tuhan yang sama. Ibarat roda, pusat roda itu adalah Tuhan, dan jari-jari itu adalah jalan dari berbagai Agama." (Lihat, buku Tiga Agama Satu Tuhan, (1999), hal. xix).

Seorang Pluralis pendatang baru, juga menulis dalam buku terbarunya, "Semua agama itu kembali kepada Allah. Islam, Hindu, Budha, Nasrani, Yahudi, kembalinya kepada Allah."

Pandangan yang menyatakan, bahwa semua agama menyembah Tuhan yang sama, yaitu Allah, adalah pandangan yang keliru. Hingga kini, sebagaimana dipaparkan sebelumnya, di kalangan Kristen saja, muncul perdebatan sengit tentang penggunaan lafal "Allah" sebagai nama Tuhan. Sebagaimana kaum Yahudi, kaum Kristen sekarang juga tidak memiliki 'nama Tuhan' secara khusus. Kaum Hindu, Budha, dan pemeluk agama-agama lain juga tidak mau menggunakan lafaz "Allah" sebagai nama Tuhan mereka.
Kaum musyrik dan Kristen Arab memang menyebut nama Tuhan mereka dengan "Allah" sama dengan orang Islam. Nama itu juga kemudian digunakan oleh al-Quran. (Al-Quran memang menyebutkan, jika kaum musyrik Arab ditanya tentang siapa yang menciptakan langit dan bumi, maka mereka akan menyebut "Allah". (Lihat QS 29:61, 43:87).

Tetapi, perlu dicatat, bahwa al-Quran menggunakan kata yang sama namun dengan konsep yang berbeda. Bagi kaum musyrik Arab, Allah adalah salah satu dari Tuhan mereka, disamping tuhan Lata, Uza, Hubal, dan sebagainya. Karen Armstrong menyebut, ketika Islam datang, 'Allah' dianggap sebagai 'Tuhan Tertinggi dala keyakinan Arab kuno'. (Lihat, Karen Armstrong, op cit, hal. 190).

Karena itu, dalam pandangan Islam, mereka melakukan tindakan syirik terhadap Allah. Sama dengan kaum Kristen, yang dalam pandangan Islam, juga telah melakukan tindakan syirik dengan mengangkat Nabi Isa sebagai Tuhan. Karena itulah, Nabi Muhammad saw – sesuai dengan ketentuan QS al-Kafirun – menolak ajakan kaum musyrik Quraisy untuk melakukan penyembahan kepada Tuhan masing-masing secara bergantian. Jadi, tidak bisa dikatakan, bahwa orang Islam menyembah Tuhan yang sama dengan kaum kafir Quraisy. Jika menyembah Tuhan yang sama, tentulah Nabi Muhammad saw akan memenuhi ajakan kafir Quraisy.

"Katakan, hai orang-orang kafir!
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
Dan aku tidak pernah menjadi peyembah apa yang kamu sembah.
Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku." (QS 109).

QS al-Kafirun diatas menjadi dalil bahwa karena konsep Tuhan yang berbeda – meskipun namanya sama, yaitu Allah -- dan cara beribadah yang tidak sama pula, maka tidak bisa dikatakan bahwa kaum Muslim dan kaum kafir Quraisy menyambah Tuhan yang sama. Itu juga menunjukkan, bahwa konsep Tuhan kaum Quraisy dipandang salah oleh Allah dan Rasul-Nya. Begitu juga cara (jalan) penyembahan kepada Allah. Karena itulah, nabi Muhammad dilarang mengikuti ajakan kaum kafir Quraisy untuk secara bergantian menyembah Tuhan masing-masing.

Sebagai Muslim, kita meyakini, Islam adalah agama yang benar. Tuhan kita Allah, yang nama-Nya diperkenalkan langsung dalam al-Quran.
Tidaklah patut kita membuat teori-teori yang berasal dari spekulasi akal, dengan menyama-nyamakan Allah dengan yang lain, atau menserikatkan Allah dengan yang lain, sebagaimana dilakukan oleh orang-orang yang mengaku Pluralis Agama.

Sumber: http://www.adianhusaini.com