Kamis, 21 Januari 2010

Memahami Makna Bid'ah

Saudaraku yang semoga kita selalu mendapatkan taufik Allah, seringkali kita mendengar kata bid’ah, baik dalam ceramah maupun dalam untaian hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun, tidak sedikit di antara kita belum memahami dengan jelas apa yang dimaksud dengan bid’ah sehingga seringkali salah memahami hal ini. Bahkan perkara yang sebenarnya bukan bid’ah kadang dinyatakan bid’ah atau sebaliknya. Tulisan ini -insya Allah- akan sedikit membahas permasalahan bid’ah dengan tujuan agar kaum muslimin bisa lebih mengenalnya sehingga dapat mengetahui hakikat sebenarnya. Sekaligus pula tulisan ini akan sedikit menjawab berbagai kerancuan tentang bid’ah yang timbul beberapa saat yang lalu di website kita tercinta ini. Sengaja kami membagi tulisan ini menjadi empat bagian. Kami harapkan pembaca dapat membaca tulisan ini secara sempurna agar tidak muncul keraguan dan salah paham. Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

AGAMA ISLAM TELAH SEMPURNA
Saudaraku, perlu kita ketahui bersama bahwa berdasarkan kesepakatan kaum muslimin, agama Islam ini telah sempurna sehingga tidak perlu adanya penambahan atau pengurangan dari ajaran Islam yang telah ada.

Marilah kita renungkan hal ini pada firman Allah Ta’ala,

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al Ma’idah [5] : 3)

Seorang ahli tafsir terkemuka –Ibnu Katsir rahimahullah- berkata tentang ayat ini, “Inilah nikmat Allah ‘azza wa jalla yang tebesar bagi umat ini di mana Allah telah menyempurnakan agama mereka, sehingga mereka pun tidak lagi membutuhkan agama lain selain agama ini, juga tidak membutuhkan nabi lain selain nabi mereka Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, Allah menjadikan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai penutup para nabi, dan mengutusnya kepada kalangan jin dan manusia. Maka perkara yang halal adalah yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam halalkan dan perkara yang haram adalah yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam haramkan.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, pada tafsir surat Al Ma’idah ayat 3)

SYARAT DITERIMANYA AMAL
Saudaraku –yang semoga dirahmati Allah-, seseorang yang hendak beramal hendaklah mengetahui bahwa amalannya bisa diterima oleh Allah jika memenuhi dua syarat diterimanya amal. Kedua syarat ini telah disebutkan sekaligus dalam sebuah ayat,

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan Rabbnya dengan sesuatu pun.” (QS. Al Kahfi [18] : 110)

Ibnu Katsir mengatakan mengenai ayat ini, “Inilah dua rukun diterimanya amal yaitu:
[1] ikhlas kepada Allah dan
[2] mencocoki ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam agama kami ini yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” (HR. Bukhari no. 20 dan Muslim no. 1718)

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718)

Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang sangat agung mengenai pokok Islam. Hadits ini merupakan timbangan amalan zhohir (lahir). Sebagaimana hadits innamal a’malu bin niyat [sesungguhnya amal tergantung dari niatnya] merupakan timbangan amalan batin. Apabila suatu amalan diniatkan bukan untuk mengharap wajah Allah, pelakunya tidak akan mendapatkan ganjaran. Begitu pula setiap amalan yang bukan ajaran Allah dan Rasul-Nya, maka amalan tersebut tertolak. Segala sesuatu yang diada-adakan dalam agama yang tidak ada izin dari Allah dan Rasul-Nya, maka perkara tersebut bukanlah agama sama sekali.” (Jami’ul Ulum wal Hikam, hal. 77, Darul Hadits Al Qohiroh)

Beliau rahimahullah juga mengatakan, “Secara tekstual (mantuq), hadits ini menunjukkan bahwa setiap amal yang tidak ada tuntunan dari syari’at maka amalan tersebut tertolak. Secara inplisit (mafhum), hadits ini menunjukkan bahwa setiap amal yang ada tuntunan dari syari’at maka amalan tersebut tidak tertolak. …Jika suatu amalan keluar dari koriodor syari’at, maka amalan tersebut tertolak.
Dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam ‘yang bukan ajaran kami’ mengisyaratkan bahwa setiap amal yang dilakukan hendaknya berada dalam koridor syari’at. Oleh karena itu, syari’atlah yang nantinya menjadi hakim bagi setiap amalan apakah amalan tersebut diperintahkan atau dilarang. Jadi, apabila seseorang melakukan suatu amalan yang masih berada dalam koridor syari’at dan mencocokinya, amalan tersebutlah yang diterima. Sebaliknya, apabila seseorang melakukan suatu amalan keluar dari ketentuan syari’at, maka amalan tersebut tertolak. (Jami’ul Ulum wal Hikam, hal. 77-78)

Jadi, ingatlah wahai saudaraku. Sebuah amalan dapat diterima jika memenuhi dua syarat ini yaitu harus ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika salah satu dari dua syarat ini tidak ada, maka amalan tersebut tertolak.

PENGERTIAN BID’AH

A. Definisi Secara Bahasa
Bid’ah secara bahasa berarti membuat sesuatu tanpa ada contoh sebelumnya. (Lihat Al Mu’jam Al Wasith, 1/91, Majma’ Al Lugoh Al ‘Arobiyah-Asy Syamilah)

Hal ini sebagaimana dapat dilihat dalam firman Allah Ta’ala,

بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ

“Allah Pencipta langit dan bumi.” (QS. Al Baqarah [2] : 117, Al An’am [6] : 101),
maksudnya adalah mencipta (membuat) tanpa ada contoh sebelumnya.

Juga firman-Nya,

قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ

“Katakanlah: ‘Aku bukanlah yang membuat bid’ah di antara rasul-rasul’.” (QS. Al Ahqaf [46] : 9) , maksudnya aku bukanlah Rasul pertama yang diutus ke dunia ini. (Lihat Lisanul ‘Arob, 8/6, Barnamej Al Muhadits Al Majaniy-Asy Syamilah)

B. Definisi Secara Istilah
Definisi bid’ah secara istilah yang paling bagus adalah definisi yang dikemukakan oleh Al Imam Asy Syatibi dalam Al I’tishom. Beliau mengatakan bahwa bid’ah adalah:

عِبَارَةٌ عَنْ طَرِيْقَةٍ فِي الدِّيْنِ مُخْتَرَعَةٍ تُضَاهِي الشَّرْعِيَّةَ يُقْصَدُ بِالسُّلُوْكِ عَلَيْهَا المُبَالَغَةُ فِي التَّعَبُدِ للهِ سُبْحَانَهُ

Suatu istilah untuk suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat (tanpa ada dalil, pen) yang menyerupai syari’at (ajaran Islam), yang dimaksudkan ketika menempuhnya adalah untuk berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala.

Definisi di atas adalah untuk definisi bid’ah yang khusus ibadah dan tidak termasuk di dalamnya adat (tradisi).

Adapun yang memasukkan adat (tradisi) dalam makna bid’ah, mereka mendefinisikan bahwa bid’ah adalah

طَرِيْقَةٌ فِي الدِّيْنِ مُخْتَرَعَةٍ تُضَاهِي الشَّرْعِيَّةَ يُقْصَدُ بِالسُّلُوْكِ عَلَيْهَا مَا يُقْصَدُ بِالطَّرِيْقَةِ الشَّرْعِيَّةِ

Suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat (tanpa ada dalil, pen) dan menyerupai syari’at (ajaran Islam), yang dimaksudkan ketika melakukan (adat tersebut) adalah sebagaimana niat ketika menjalani syari’at (yaitu untuk mendekatkan diri pada Allah). (Al I’tishom, 1/26, Asy Syamilah)

Definisi yang tidak kalah bagusnya adalah dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Beliau rahimahullah mengatakan,

وَالْبِدْعَةُ : مَا خَالَفَتْ الْكِتَابَ وَالسُّنَّةَ أَوْ إجْمَاعَ سَلَفِ الْأُمَّةِ مِنْ الِاعْتِقَادَاتِ وَالْعِبَادَاتِ

“Bid’ah adalah i’tiqod (keyakinan) dan ibadah yang menyelishi Al Kitab dan As Sunnah atau ijma’ (kesepakatan) salaf.” (Majmu’ Al Fatawa, 18/346, Asy Syamilah)

Ringkasnya pengertian bid’ah secara istilah adalah suatu hal yang baru dalam masalah agama setelah agama tersebut sempurna. (Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Al Fairuz Abadiy dalam Basho’iru Dzawit Tamyiz, 2/231, yang dinukil dari Ilmu Ushul Bida’, hal. 26, Dar Ar Royah)

Sebenarnya terjadi perselisihan dalam definisi bid’ah secara istilah. Ada yang memakai definisi bid’ah sebagai lawan dari sunnah (ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), sebagaimana yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Asy Syatibi, Ibnu Hajar Al Atsqolani, Ibnu Hajar Al Haitami, Ibnu Rojab Al Hambali dan Az Zarkasi. Sedangkan pendapat kedua mendefinisikan bid’ah secara umum, mencakup segala sesuatu yang diada-adakan setelah masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam baik yang terpuji dan tercela. Pendapat kedua ini dipilih oleh Imam Asy Syafi’i, Al ‘Izz bin Abdus Salam, Al Ghozali, Al Qorofi dan Ibnul Atsir. Pendapat yang lebih kuat dari dua kubu ini adalah pendapat pertama karena itulah yang mendekati kebenaran berdasarkan keumuman dalil yang melarang bid’ah. Dan penjelasan ini akan lebih diperjelas dalam penjelasan selanjutnya. (Lihat argumen masing-masing pihak dalam Al Bida’ Al Hawliyah, Abdullah At Tuwaijiri, www.islamspirit.com)

Inilah sedikit muqodimah mengenai definisi bid’ah dan berikut kita akan menyimak beberapa kerancuan seputar bid’ah. Pada awalnya kita akan melewati pembahasan ‘apakah setiap bid’ah itu sesat?’. Semoga kita selalu mendapat taufik Allah.

***

Disusun oleh : Muhammad Abduh Tuasikal, S.T.
Dimuroja’ah oleh : Ustadz Aris Munandar
Artikel www.muslim.or.id

Tata Cara Wudhu

A.Pengertian Wudhu
Wudhu adalah kegiatan bersuci untuk menghilangkan hadas kecil dengan menggunakan air bersih. Anggota badan yang disucikan adalah wajah, kedua tangan kepala (rambut)dan kedua kaki,[1] dengan cara yang ditentukan.

B.Tata Cara Wudhu
Seluruh umat Islam sepakat bahwa Wudhu disyari’atkan dalam Islam, sejak masa Rasulullah saw, hingga sekarang. Karena itu wudhu adalah hal penting yang tak terpisahkan dari agama. Adapun tata cara berwudhu yang dicontohkan oleh Rasulullah saw, sebagai berikut:

1. Membaca Basmalah[2].

"Bismillaahir-rahmaanir-rahiim"
(Atas nama Allah, Maha Pemurah, Maha Pengasih)

2. Mengikhlaskan niat karena Allah[3]. Niat adalah murni pekerjaan hati, maka tidak perlu diucapkan, karena mengucapkan niat tidak disyari’atkan dalam agama[4].

3. Membasuh kedua telapak tangan sebanyak tiga kali.[5]

4. Kemudian berkumurlah, sambil menghirup air ke hidung kemudian menyemburkannya kembali sebanyak tiga kali.[6]

5. Membasuh wajah,[7] sebanyak tiga kali dengan mengusap kedua sudut mata.[8] Bagi yang berjenggot dituntun untuk menyela-nyelainya.[9]

6. Membasuh kedua tangan hingga sikut,[10] dimulai dari kanan dan digosok sebanyak tiga kali.[11]

7. Mengusap Kepala[12] dari permulaan kepala dengan menjalankan kedua tangan sampai tengkuk di bagian belakang lalu mengem-balikannya lagi kemuka.[13]

8. Kemudian mengusap telinga, dengan memasukkan jari telunjuk kedalam dua lubang telinga dan dua ibu jari mengusap punggung kedua telinganya. Mengusap telinga dilakukan langsung setelah mengusap kepala, cukup sekali saja.[14]

9. Basulah kedua kakimu beserta kedua mata kaki[15] dengan menggosoknya sampai ketumit[16] dan sela-sela jari sebanyak tiga kali.[17]

10. Setelah itu ditutup dengan membaca do’a:

“Asyhadu allaa ilaaha illallaah wahdahu laa syariikalah wa asyhadu anna Muhammadan abduhuu wa rasuuluh”.

Artinya:
(Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang haq kecuali Allah, dan tiada sekutu bagiNya. Saya bersaksi, bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya).


Landasan Dalil:

[1] Qs. al-Ma’idah [5] : 6

[2] HR. al-Nasa’i; sunan (Thaharah: 77) dan Ibn Khudzaimah, dari Anas ra. Hadits ini memiliki banyak jalur sehingga saling menguatkan satu sama lainnya dan dapat dipakai sebagai hujah.

[3] HR. al-Bukhari dalam kitab Shahih al-Bukhari di tujuh tempat (Bad'u al-Wahy, 1; al-Iman, 52; al-'Itq, 2344; al-Manaqib, 3609; al-Aiman wa al-Nudzur, 6195; al-Hiyal, 6439; an-Nikah, 6482), Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim di 2 tempat (al-Imarah, 3530; Fadha-il al-jiha-d, 1571), An-Nasaiy dalam kitab Sunan an-Nasaiy di 3 tempat (ath-Thaharah, 74; Thalaq, 3383; al-Aiman wa an-Nudzur, 3734), Abu Dawud dalam kitab Sunannya (ath-Thalaq, 1882), Ibn Majah dalam kitab Sunannya (Zuhd, 4217), dan Ahmad ibn Hanbal (Musnad Ahmad, 163 dan 283). Hadits ini berkualitas shahih lidzatihi dan dapat dipergunakan sebagai hujjah.

Rabu, 20 Januari 2010

Tips Belajar Efektif


Oleh: Zakir Hubulo


Langkah-langkah belajar efektif
Terlebih dahulu anda harus mengetahui tentang:
* diri sendiri
* kemampuan belajar anda
* proces yang berhasil anda gunakan, dan dibutuhkan
* minat, dan pengetahuan atas mata pelajaran anda inginkan

Anda mungkin belajar fisika dengan mudah tetapi tidak bisa belajar tenis, atau sebaliknya. Belajar apapun, adalah proces untuk mencapai tahap-tahap tertentu.

Empat langkah untuk belajar :
1. Mulai dengan cetak halaman ini dan jawab pertanyan-pertanyaannya.
2. Lalu rencanakan strategi anda dari jawaban-jawabanmu, dan dengan "Pedoman Belajar" yang lain.
3. Mulai dengan masa lalu
4. Apakah pengalaman anda tentang cara belajar? Apakah anda

What was your experience about how you learn? Did you...
* Senang membaca? memecahkan masalah? menghafalkan? bercerita?
menterjemah? berpidato?
* Mengetahui cara mengringkas?
* Tanya dirimu sendiri tentang apa yang kamu pelajari?
* Meninjau kembali?
* Punya akses ke informasi dari banyak sumber?
* Menyukai ketenangan atau kelompok belajar?
* Memerlukan beberapa waktu belajar singkat atau satu yang panjang?

Apa kebiasaan belajar anda? Bagaimana tersusunnya? Yang mana terbaik? terburuk?

Bagaimana anda berkomunikasi dengan apa yang anda ketahui belajar paling baik? Melalui ujian tertulis, naskah, atau wawancara?

Teruskan ke masa sekarang...
Berminatkah anda ?
Berapa banyak waktu saya ingin gunakan untuk belajar ?
Apa yang bersaing dengan perhatian saya ?
Apakah keadaannya benar untuk meraih sukses?
Apa yang bisa saya kontrol, dan apa yang di luar kontrol saya ?
Bisakah saya merubah kondisi ini menjadi sukses ?
Apa yang mempengaruhi pembaktian anda terhadap pelajaran ini ?
Apakah saya punya rencana? Apakah rencanaku mempertimbangkan pengalaman dan gaya belajar anda ?
Pertimbangkan proses, persoalan utama.
Apa judulnya ?
Apa kunci kata yang menyolok ?
Apakah saya mengerti ?
Apakah yang telah saya ketahui ?
Apakah saya mengetahui pelajaran sejenis lainnya ?

Sumber-sumber dan informasi yang mana bisa membantu saya ?
Apakah saya mengandalkan satu sumber saja (contoh, buku) ?
Apakah saya perlu mencari sumber-sumber yang lain ?

Sewaktu saya belajar, apakah saya tanya diri sendiri jika saya mengerti ?
Sebaiknya saya mempercepat atau memperlambat ?
Jika saya tidak mengerti, apakah saya tanya kenapa ?

Apakah saya berhenti dan meringkas ?
Apakah saya berhenti dan bertanya jika ini logis ?
Apakah saya berhenti dan mengevaluasi (setuju/tidak setuju) ?

Apakah saya membutuhkan waktu untuk berpikir dan kembali lagi ?
Apakah saya perlu mendiskusi dengan "pelajar-pelajar" lain untuk proces informasin lebih lanjut ?
Apakah saya perlu mencari "para ahli", guruku atau pustakawan atau ahliawan ?

Buat review :
Apakah kerjaan saya benar ?
Apakah bisa saya kerjakan lebih baik ?
Apakah rencana saya serupa dengan "diri sendiri" ?
Apakah saya memilih kondisi yang benar?
Apakah saya meneruskannya; apakah saya disipline pada diri sendiri?
Apakah anda sukses?
Apakah anda merayakan kesuksesan anda?

Pertanyaan - pertanyaan di atas penulis ambil dari "metacognition", istilah yang diciptakan oleh Flavell (1976), dan disampaikan oleh banyak orang. Sumber-sumber tambahan telah dikembangkan oleh SNOW (Special Needs Opportunity Windows), suatu project yang menargetkan pada pendidik-pendidik bantuan.


Semoga Bermanfaat bagi kita semua........
Info : www.mayaspib.blogspot.com

Tips Belajar Efektif


Oleh: Zakir Hubulo


Langkah-langkah belajar efektif
Terlebih dahulu anda harus mengetahui tentang:
* diri sendiri
* kemampuan belajar anda
* proces yang berhasil anda gunakan, dan dibutuhkan
* minat, dan pengetahuan atas mata pelajaran anda inginkan

Anda mungkin belajar fisika dengan mudah tetapi tidak bisa belajar tenis, atau sebaliknya. Belajar apapun, adalah proces untuk mencapai tahap-tahap tertentu.

Empat langkah untuk belajar :
1. Mulai dengan cetak halaman ini dan jawab pertanyan-pertanyaannya.
2. Lalu rencanakan strategi anda dari jawaban-jawabanmu, dan dengan "Pedoman Belajar" yang lain.
3. Mulai dengan masa lalu
4. Apakah pengalaman anda tentang cara belajar? Apakah anda

What was your experience about how you learn? Did you...
* Senang membaca? memecahkan masalah? menghafalkan? bercerita?
menterjemah? berpidato?
* Mengetahui cara mengringkas?
* Tanya dirimu sendiri tentang apa yang kamu pelajari?
* Meninjau kembali?
* Punya akses ke informasi dari banyak sumber?
* Menyukai ketenangan atau kelompok belajar?
* Memerlukan beberapa waktu belajar singkat atau satu yang panjang?

Apa kebiasaan belajar anda? Bagaimana tersusunnya? Yang mana terbaik? terburuk?

Bagaimana anda berkomunikasi dengan apa yang anda ketahui belajar paling baik? Melalui ujian tertulis, naskah, atau wawancara?

Teruskan ke masa sekarang...
Berminatkah anda ?
Berapa banyak waktu saya ingin gunakan untuk belajar ?
Apa yang bersaing dengan perhatian saya ?
Apakah keadaannya benar untuk meraih sukses?
Apa yang bisa saya kontrol, dan apa yang di luar kontrol saya ?
Bisakah saya merubah kondisi ini menjadi sukses ?
Apa yang mempengaruhi pembaktian anda terhadap pelajaran ini ?
Apakah saya punya rencana? Apakah rencanaku mempertimbangkan pengalaman dan gaya belajar anda ?
Pertimbangkan proses, persoalan utama.
Apa judulnya ?
Apa kunci kata yang menyolok ?
Apakah saya mengerti ?
Apakah yang telah saya ketahui ?
Apakah saya mengetahui pelajaran sejenis lainnya ?

Sumber-sumber dan informasi yang mana bisa membantu saya ?
Apakah saya mengandalkan satu sumber saja (contoh, buku) ?
Apakah saya perlu mencari sumber-sumber yang lain ?

Sewaktu saya belajar, apakah saya tanya diri sendiri jika saya mengerti ?
Sebaiknya saya mempercepat atau memperlambat ?
Jika saya tidak mengerti, apakah saya tanya kenapa ?

Apakah saya berhenti dan meringkas ?
Apakah saya berhenti dan bertanya jika ini logis ?
Apakah saya berhenti dan mengevaluasi (setuju/tidak setuju) ?

Apakah saya membutuhkan waktu untuk berpikir dan kembali lagi ?
Apakah saya perlu mendiskusi dengan "pelajar-pelajar" lain untuk proces informasin lebih lanjut ?
Apakah saya perlu mencari "para ahli", guruku atau pustakawan atau ahliawan ?

Buat review :
Apakah kerjaan saya benar ?
Apakah bisa saya kerjakan lebih baik ?
Apakah rencana saya serupa dengan "diri sendiri" ?
Apakah saya memilih kondisi yang benar?
Apakah saya meneruskannya; apakah saya disipline pada diri sendiri?
Apakah anda sukses?
Apakah anda merayakan kesuksesan anda?

Pertanyaan - pertanyaan di atas penulis ambil dari "metacognition", istilah yang diciptakan oleh Flavell (1976), dan disampaikan oleh banyak orang. Sumber-sumber tambahan telah dikembangkan oleh SNOW (Special Needs Opportunity Windows), suatu project yang menargetkan pada pendidik-pendidik bantuan.


Semoga Bermanfaat bagi kita semua........
Info : www.mayaspib.blogspot.com

Rabu, 13 Januari 2010

Kekuatan Ikhlas


KEKUATAN jiwa adalah sebuah potensi yang tidak tampak tetapi efeknya luar biasa. Dengan menggunakan kekuatan jiwa, beragam penyakit mulai dari yang ringan hingga berat sebenarnya dapat disembuhkan.

Pada dasarnya setiap manusia bisa menyembuhkan dirinya sendiri, tapi tidak semua orang tahu caranya. Salah satu kunci kekuatan jiwa yang dapat menyembuhkan penyakit adalah perasaan ikhlas. Menurut Reza, rasa ikhlas secara sederhana dapat diartikan dengan perasaan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut Reza Gunawan. praktisi dan pengajar penyembuhan holistik, Ikhlas adalah sesuatu yang mungkin hanya dapat digambarkan dengan perasaan seperti ini. Apapun kenyataan hidup, sudah tidak lagi berbenturan dengan keinginan dan hasrat karena kita sudah bisa menerima dengan apa adanya.


Ikhlas itu dapat juga dianalogikan (maaf) seperti "Orang yang sedang membuang kotoran”. Coba kita cermati, Orang yang sedang membuang kotoran tidak pernah menghitung jumlah kotoran yang dia keluarkan, tidak pernah berusaha untuk menahan-nahan kotoran yang akan dikeluarkan itu, tiada penyesalan dan tidak pernah mengharapkan kotoran itu untuk diambil kembali, tidak pernah mengungkit-ungkit kembali tentang kotoran yang sudah dikeluarkan itu, dan tentu saja dia justru akan merasa lega setelah membuang kotoran tersebut bukan malah membuatnya tersiksa.

Ikhlas, dapat menyembuhkan dengan cara menyelaraskan tubuh dan pikiran, selain juga menetralisir pikiran dan perasaan supaya tidak terpendam dan menumpuk dalam hati. Ikhlas merupakan bagian dari konsep sehat secara holistik yakni keselerasan dan keseimbangan antara tiga unsur yakni tubuh (body), pikiran (mind) dan jiwa (mood).

Kalau badan kita sudah muncul keluhan seperti sakit-sakit, itu berarti timbunan dalam pikiran dan jiwa sudah terlalu banyak. Dengan hati yang ikhlas, gelombang dan detak jantung menjadi lebih selaras atau harmonis. Jantung itu pemimpinnya tubuh karena dengan jantung yang selaras maka otak berfungsi maksimal. Kalau jantung atau perasaan kita korslet, otak tidak akan bisa berfungnsi maksimal. Jadi, dengan ikhlas jelas akan membuat tubuh menjadi lebih sehat.

Untuk mencapai dan mewujudkan perasaan ikhlas dalam hati, setiap orang tentu memiliki kemampuan berbeda. Untuk itulah, kita harus membiasakan diri berlatih secara bertahap dan rutin.

Ada tiga langkah yang dapat dilakukan untuk melatih diri supaya ikhlas, yang pertama Sering-seringlah berhenti dan bernafas untuk mengistirahatkan pikiran, ingat bahwa sesuatu tidak ada yang kekal dan belajar untuk menerima atau mengikhlaskan diri dari tahap yang paling mudah.

Tiga Tips Melatih Ikhlas

1. Sering-seringlah berhenti dan bernafas (rileks) untuk mengistirahatkan pikiran. Manusia seringkali sulit mencapai keikhlasan karena pikirannya jalan terus. Dengan latihan ini, kita juga akan bebas dari ketegangan.

2. Selalu ingat bahwa segala sesuatu selalu akan berubah. Seseorang susah ikhlas karena menilai segalanya bersifat kekal, padahal apa yang tidak kita dapatkan sementara ini pada suatu hari nanti akan berubah. Tidak ada yang kekal atau tetap, mungkin situasinya yang berubah atau keinginan kita yang berubah. Jadi apa yang kita sukai atau pun kita tak sukai tentu akan berubah.

3. Start di titik yang paling mudah. Belajarlah untuk mulai menerima hal-hal yang ringan atau gampang dulu. Untuk bisa merasa ikhlas memang tidak mudah dan terpulang kepada pribadi masing-masing. Tetapi mulailah untuk menerima kenyataan yang paling ringan dulu. Dengan begitu, otot ikhlas kita akan terlatih.

Banyak yang dapat di jadikan sarana untuk melatih keikhlasan antara lain sebuah kasus ketika Anda marah karena tak bisa menerima bos di kantor yang tak berlaku adil. Kalau Anda tidak bisa memaafkan orangnya, cobalah untuk memaafkan atau mengikhlaskan dulu perilakunya. Bila ini masih sulit, mulailah untuk mengikhlaskan perasaan kita bahwa kita sedang marah.

“Kalaupun memang tidak bisa juga ikhlas dengan perasaan kita sendiri, minimal ikhlaskan dulu bahwa kita memang belum bisa ikhlas. Jadi, pada tahap paling ringan itulah yang dapat menjadi pintu paling gampang menuju gerbang keikhlasan”.

Kekuatan Ikhlas


KEKUATAN jiwa adalah sebuah potensi yang tidak tampak tetapi efeknya luar biasa. Dengan menggunakan kekuatan jiwa, beragam penyakit mulai dari yang ringan hingga berat sebenarnya dapat disembuhkan.

Pada dasarnya setiap manusia bisa menyembuhkan dirinya sendiri, tapi tidak semua orang tahu caranya. Salah satu kunci kekuatan jiwa yang dapat menyembuhkan penyakit adalah perasaan ikhlas. Menurut Reza, rasa ikhlas secara sederhana dapat diartikan dengan perasaan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut Reza Gunawan. praktisi dan pengajar penyembuhan holistik, Ikhlas adalah sesuatu yang mungkin hanya dapat digambarkan dengan perasaan seperti ini. Apapun kenyataan hidup, sudah tidak lagi berbenturan dengan keinginan dan hasrat karena kita sudah bisa menerima dengan apa adanya.


Ikhlas itu dapat juga dianalogikan (maaf) seperti "Orang yang sedang membuang kotoran”. Coba kita cermati, Orang yang sedang membuang kotoran tidak pernah menghitung jumlah kotoran yang dia keluarkan, tidak pernah berusaha untuk menahan-nahan kotoran yang akan dikeluarkan itu, tiada penyesalan dan tidak pernah mengharapkan kotoran itu untuk diambil kembali, tidak pernah mengungkit-ungkit kembali tentang kotoran yang sudah dikeluarkan itu, dan tentu saja dia justru akan merasa lega setelah membuang kotoran tersebut bukan malah membuatnya tersiksa.

Ikhlas, dapat menyembuhkan dengan cara menyelaraskan tubuh dan pikiran, selain juga menetralisir pikiran dan perasaan supaya tidak terpendam dan menumpuk dalam hati. Ikhlas merupakan bagian dari konsep sehat secara holistik yakni keselerasan dan keseimbangan antara tiga unsur yakni tubuh (body), pikiran (mind) dan jiwa (mood).

Kalau badan kita sudah muncul keluhan seperti sakit-sakit, itu berarti timbunan dalam pikiran dan jiwa sudah terlalu banyak. Dengan hati yang ikhlas, gelombang dan detak jantung menjadi lebih selaras atau harmonis. Jantung itu pemimpinnya tubuh karena dengan jantung yang selaras maka otak berfungsi maksimal. Kalau jantung atau perasaan kita korslet, otak tidak akan bisa berfungnsi maksimal. Jadi, dengan ikhlas jelas akan membuat tubuh menjadi lebih sehat.

Untuk mencapai dan mewujudkan perasaan ikhlas dalam hati, setiap orang tentu memiliki kemampuan berbeda. Untuk itulah, kita harus membiasakan diri berlatih secara bertahap dan rutin.

Ada tiga langkah yang dapat dilakukan untuk melatih diri supaya ikhlas, yang pertama Sering-seringlah berhenti dan bernafas untuk mengistirahatkan pikiran, ingat bahwa sesuatu tidak ada yang kekal dan belajar untuk menerima atau mengikhlaskan diri dari tahap yang paling mudah.

Tiga Tips Melatih Ikhlas

1. Sering-seringlah berhenti dan bernafas (rileks) untuk mengistirahatkan pikiran. Manusia seringkali sulit mencapai keikhlasan karena pikirannya jalan terus. Dengan latihan ini, kita juga akan bebas dari ketegangan.

2. Selalu ingat bahwa segala sesuatu selalu akan berubah. Seseorang susah ikhlas karena menilai segalanya bersifat kekal, padahal apa yang tidak kita dapatkan sementara ini pada suatu hari nanti akan berubah. Tidak ada yang kekal atau tetap, mungkin situasinya yang berubah atau keinginan kita yang berubah. Jadi apa yang kita sukai atau pun kita tak sukai tentu akan berubah.

3. Start di titik yang paling mudah. Belajarlah untuk mulai menerima hal-hal yang ringan atau gampang dulu. Untuk bisa merasa ikhlas memang tidak mudah dan terpulang kepada pribadi masing-masing. Tetapi mulailah untuk menerima kenyataan yang paling ringan dulu. Dengan begitu, otot ikhlas kita akan terlatih.

Banyak yang dapat di jadikan sarana untuk melatih keikhlasan antara lain sebuah kasus ketika Anda marah karena tak bisa menerima bos di kantor yang tak berlaku adil. Kalau Anda tidak bisa memaafkan orangnya, cobalah untuk memaafkan atau mengikhlaskan dulu perilakunya. Bila ini masih sulit, mulailah untuk mengikhlaskan perasaan kita bahwa kita sedang marah.

“Kalaupun memang tidak bisa juga ikhlas dengan perasaan kita sendiri, minimal ikhlaskan dulu bahwa kita memang belum bisa ikhlas. Jadi, pada tahap paling ringan itulah yang dapat menjadi pintu paling gampang menuju gerbang keikhlasan”.

Nama Hari = Nama Berhala


Sunday (Sun Day)
Artinya ‘Hari Matahari’, bahasa latinnya Dies Solis. Orang-orang Babilon menyembah matahari sebagai Shamash, dan nama-nama yang digunakan untuk itu adalah: Baal, Moloch, Ahura-Mazda, Dagon, Ra, Sol, Marduk, Mithras, Khrisna, Aton, Woden, Zeus, Deus, dan Gott. Pada tahun 321, Constantine mengganti Sabbat, dan membuat Sunday menjadi hari istirahat.


Monday (Moon Day)


Bahasa latinnya, Dies Lunae, Hari Bulan. Mona Lisa berarti ‘moon lily’. Artemis (Diana), selalu dilukiskan dengan bulan sabit di bawah kakinya (kita mengenal gambar Maria, dewi Kwan Im dengan bulan sabit di kaki mereka juga, dan lainnya).


Tuesday (Tiw’s Day)
Mardi = Hari Mars, Mars adalah dewa perang Roma. Kalendar Roma juga pagan, nama dewa ini dipakai di bulan ke-3, yaitu March. Orang-orang Yunani kuno memanggil hari ini ‘Tiu Daeg’. Tiu adalah nama dari anak laki-laki Woden dan Frigga, berhala para ‘imam’ jaman dulu.



Wednesday (Wodin’s Day)
dinamai Wednesday untuk menyanjung Odin, atau Woden, Dewa tertinggi dalam Mitologi Norse. Di Swedia dan Denmark, hari ini disebut Onsdag, yang berasal dari bahasa asli Norse. Bangsa Romawi memuja Dewa mereka sendiri, Merkuri, dengan menamai hari keempat untuknya. Dalam bahasa Latin, dies Mercurii. Bangsa Jerman menyebut hari ini Mittwoch, yang artinya “mid-week”. Odin atau Woden, ketua dewa Norse, yang memerintahkan Valkries dengan kuda yang berkaki delapan. Woden dipercayai sebagai suami dari Frigga, dan bapa dari Thor.




Thursday (Thor’s day)
Dalam kalender Romawi, hari kelima berasal dari bahasa Latin dies Jovis, artinya “Jove’s Day”, ditujukan pada Jove, atau Jupiter, dewa hujan dan petir, salah satu Dewa tertinggi dalam Mitologi Romawi. Bangsa Jerman menyebutnya, “Thunder day”. Jove adalah Dewa Guntur Norse dan anak laki-lakinya Woden, dikenal juga sebagai Taranus, atau Dutch Doonner (nama yang diberikan pada rusa kutubnya Santa Claus. Melekat dengan hari Roma Jupiter.


Friday (Freya’s Day)
Dikenal juga sebagai Frigga, istri dari Woden, salah satu lambangnya adalah ikan (lambang kesuburan), yang sering dipakai sebagai lambang Kristen. Ikan muda bernama ‘Fry’. Orang-orang Katolik dapat memberitahukan Anda bagaimana dan kapan ‘fish fry’ terjadi, tetapi mereka ambil dari para pagan. Orang-orang Roma memanggilnya Astarte, atau Venus. Dia adalah Earth Mother, dengan banyak panggilan seperti: Asherah, Astaroth, Ishtar, Easter, Nanna, dan lainnya. Orang-orang Yunani menghormati dewi Aphrodite, Dewi cinta, kecantikan dan kenikmatan seks… pada hari ini.


Saturday (Saturn Day)
Saturn adalah dewa pertanian Roma, dan hari ini dikhususkan untuknya. Planet ke-6 dinamakan untuk menghormati dewa ini. Di India dinamakan Dewa Shani Pooja.

Orang-orang dahulu (khususnya Romawi dan Yunani) juga percaya bahwa ketujuh benda langit itu adalah dewa-dewa yang memengaruhi kehidupan di Bumi. Pengaruh-nya bergantian dari jam ke jam, dengan urutan mulai dari yang terjauh (menurut pengetahuan mereka) yaitu Saturnus, sampai yang terdekat yakni Bulan. Pada jam 00.00, Saturnus-lah yang dianggap berpengaruh pada kehidupan manusia. Karena itu, hari pertama disebut Saturday (hari Saturnus) dalam bahasa Inggris, atau Sabtu dalam bahasa Indonesia. Ternyata, jika kita menghitung hari sampai tahun 1 Masehi, tanggal 1 Januari tahun 1, memang jatuh pada hari Sabtu. (Hitunglah dengan cermat dan jangan sampai keliru yah)

Nama Hari = Nama Berhala


Sunday (Sun Day)
Artinya ‘Hari Matahari’, bahasa latinnya Dies Solis. Orang-orang Babilon menyembah matahari sebagai Shamash, dan nama-nama yang digunakan untuk itu adalah: Baal, Moloch, Ahura-Mazda, Dagon, Ra, Sol, Marduk, Mithras, Khrisna, Aton, Woden, Zeus, Deus, dan Gott. Pada tahun 321, Constantine mengganti Sabbat, dan membuat Sunday menjadi hari istirahat.


Monday (Moon Day)


Bahasa latinnya, Dies Lunae, Hari Bulan. Mona Lisa berarti ‘moon lily’. Artemis (Diana), selalu dilukiskan dengan bulan sabit di bawah kakinya (kita mengenal gambar Maria, dewi Kwan Im dengan bulan sabit di kaki mereka juga, dan lainnya).


Tuesday (Tiw’s Day)
Mardi = Hari Mars, Mars adalah dewa perang Roma. Kalendar Roma juga pagan, nama dewa ini dipakai di bulan ke-3, yaitu March. Orang-orang Yunani kuno memanggil hari ini ‘Tiu Daeg’. Tiu adalah nama dari anak laki-laki Woden dan Frigga, berhala para ‘imam’ jaman dulu.



Wednesday (Wodin’s Day)
dinamai Wednesday untuk menyanjung Odin, atau Woden, Dewa tertinggi dalam Mitologi Norse. Di Swedia dan Denmark, hari ini disebut Onsdag, yang berasal dari bahasa asli Norse. Bangsa Romawi memuja Dewa mereka sendiri, Merkuri, dengan menamai hari keempat untuknya. Dalam bahasa Latin, dies Mercurii. Bangsa Jerman menyebut hari ini Mittwoch, yang artinya “mid-week”. Odin atau Woden, ketua dewa Norse, yang memerintahkan Valkries dengan kuda yang berkaki delapan. Woden dipercayai sebagai suami dari Frigga, dan bapa dari Thor.




Thursday (Thor’s day)
Dalam kalender Romawi, hari kelima berasal dari bahasa Latin dies Jovis, artinya “Jove’s Day”, ditujukan pada Jove, atau Jupiter, dewa hujan dan petir, salah satu Dewa tertinggi dalam Mitologi Romawi. Bangsa Jerman menyebutnya, “Thunder day”. Jove adalah Dewa Guntur Norse dan anak laki-lakinya Woden, dikenal juga sebagai Taranus, atau Dutch Doonner (nama yang diberikan pada rusa kutubnya Santa Claus. Melekat dengan hari Roma Jupiter.


Friday (Freya’s Day)
Dikenal juga sebagai Frigga, istri dari Woden, salah satu lambangnya adalah ikan (lambang kesuburan), yang sering dipakai sebagai lambang Kristen. Ikan muda bernama ‘Fry’. Orang-orang Katolik dapat memberitahukan Anda bagaimana dan kapan ‘fish fry’ terjadi, tetapi mereka ambil dari para pagan. Orang-orang Roma memanggilnya Astarte, atau Venus. Dia adalah Earth Mother, dengan banyak panggilan seperti: Asherah, Astaroth, Ishtar, Easter, Nanna, dan lainnya. Orang-orang Yunani menghormati dewi Aphrodite, Dewi cinta, kecantikan dan kenikmatan seks… pada hari ini.


Saturday (Saturn Day)
Saturn adalah dewa pertanian Roma, dan hari ini dikhususkan untuknya. Planet ke-6 dinamakan untuk menghormati dewa ini. Di India dinamakan Dewa Shani Pooja.

Orang-orang dahulu (khususnya Romawi dan Yunani) juga percaya bahwa ketujuh benda langit itu adalah dewa-dewa yang memengaruhi kehidupan di Bumi. Pengaruh-nya bergantian dari jam ke jam, dengan urutan mulai dari yang terjauh (menurut pengetahuan mereka) yaitu Saturnus, sampai yang terdekat yakni Bulan. Pada jam 00.00, Saturnus-lah yang dianggap berpengaruh pada kehidupan manusia. Karena itu, hari pertama disebut Saturday (hari Saturnus) dalam bahasa Inggris, atau Sabtu dalam bahasa Indonesia. Ternyata, jika kita menghitung hari sampai tahun 1 Masehi, tanggal 1 Januari tahun 1, memang jatuh pada hari Sabtu. (Hitunglah dengan cermat dan jangan sampai keliru yah)

Selasa, 12 Januari 2010

Asal-usul Nama Bulan dalam Penanggalan Masehi


Oleh. Rio E. Turipno, S.Psi

Setiap awal tahun kita akan menghadapi bulan Januari. Dalam mitologi Romawi Kuno, dikenal seorang dewa berwajah dua. Satu menghadap ke depan dan satunya ke belakang. Untuk menentukan mana yang depan atau belakang, ditandai dengan wajah yang menghadap depan selalu tersenyum dan optimis, sedangkan yang menghadap ke belakang selalu terlihat muram dan sedih. Dewa itu bernama Janus, yang bisa pula berarti pintu, gerbang, gapura atau lorong masuk.

Itulah mengapa bulan pertama setiap tahun dinamakan dengan bulan JANUARI, Januarius Mensis (Latin, bulan Januari) dan bulan ini bisa dikatakan berwajah dua. Wajah yang satu menghadap ke tahun sebelumnya dan lainnya ke tahun berjalan.

Dewa Janus dikatakan bermuka dua, namun bermuka dua dalam konteks waktu pun dapat kita jalankan. Setiap awal tahun kita biasanya memiliki resolusi tahun baru yang didapatkan dari dualisme masa yaitu masa lampau dan masa mendatang (dengan berpijak dari masa lampau, kita akan meraih masa depan) dan mengisi waktu diantaranya. Berjuang dalam masa kini.


Begitu pula dengan bulan-bulan lainnya dalam penanggalan Masehi yang tidak lepas dari mitologi Romawi Kuno, diantaranya:

FEBRUARI. Merupakan bulan kedua dalam tahun Masehi. Berasal dari nama dewa Februus, Dewa Penyucian.

MARET. Merupakan bulan ketiga dalam tahun Masehi. Berasal dari nama Dewa Mars, Dewa Perang. Pada mulanya, Maret merupakan bulan pertama dalam kalender Romawi, lalu pada tahun 45 SM Julius Caesar menambahkan bulan Januari dan Februari di depannya sehingga menjadi bulan ketiga.

APRIL. Merupakan bulan keempat dalam tahun Masehi. Berasal dari nama Dewi Aprilis, atau dalam bahasa Latin disebut juga Aperire yang berarti ”membuka”. Diduga kuat sebutan ini berkaitan dengan musim bunga dimana kelopak bunga mulai membuka. Juga diyakini sebagai nama lain dari Dewi Aphrodite atau Apru, Dewi Cinta orang Romawi.

MEI. Merupakan bulan kelima dalam kalender Masehi. Berasal dari nama Dewi Kesuburan Bangsa Romawi, Dewi Maia.

JUNI. Merupakan bulan keenam dari tahun Masehi. Berasal dari nama Dewi Juno.

JULI. Merupakan bulan ketujuh dari tahun Masehi. Di bulan ini Julius Caesar lahir, sebab itu dinamakan sebagai bulan Juli. Sebelumnya bulan Juli disebut sebagai Quintilis, yang berarti bulan kelima dalam bahasa Latin. Hal ini dikarenakan kalender Romawi pada awalnya menempatkan Maret sebagai bulan pertama.

AGUSTUS. Merupakan kedelapan dalam kalender Masehi. Seperti juga nama bulan Juli yang berasal dari nama Julius Caesar, maka bulan Agustus berasal dari nama kaisar Romawi, yaitu Agustus. Pada awalnya, ketika Maret masih menjadi bulan pertama, Maret menjadi bulan keenam dengan sebutan Sextilis.

SEPTEMBER. Merupakan bulan kesembilan dari tahun Masehi. Nama bulan ini berasal dari bahasa Latin Septem, yang berarti tujuh. September merupakan bulan ketujuh dalam kalender Romawi sampai dengan tahun 153 SM.

OKTOBER. Merupakan bulan kesepuluh dari tahun Masehi. Nama bulan ini berasal dari bahasa Latin Octo, yang berarti delapan. Oktober merupakan bulan kedelapan dalam kalender Romawi sampai dengan tahun 153 SM.

NOVEMBER. Merupakan bulan kesebelas dari tahun Masehi. Nama bulan ini berasal dari bahasa Latin Novem, yang berarti sembilan. November merupakan bulan kesembilan dalam kalender Romawi sampai dengan tahun 153 SM.

DESEMBER. Merupakan bulan keduabelas atau bulan terakhir dari tahun Masehi. Nama bulan ini berasal dari bahasa Latin Decem, yang berarti sepuluh. Desember merupakan bulan kesepuluh dalam kalender Romawi sampai dengan tahun 153 SM. Dibulan inilah diyakini lahirnya Dewa Matahari (25 Dec) yang kemudian diadopsi oleh Kristen menjadi perayaan gereja, yakni Natal Yesus Kristus

Berbeda dengan Penetapan kalender Hijriyah dilakukan pada jaman Umar bin Khatab, yg menetapkan peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW (ditemani Abu Bakar) dari Mekah ke Madinah. Kalender Hijriyah juga terdiri dari 12 bulan, dengan jumlah hari berkisar 29 - 30 hari. Penetapan 12 bulan ini sesuai dengan firman ALLAH SWT:

”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (At Taubah(9):36).

1. Muharram. Artinya, yg diharamkan atau menjadi pantangan. Di bulan Muharram, dilarang untuk berperang.
2. Shafar. Artinya, kosong. Di bulan ini, lelaki Arab pergi untuk merantau atau berperang.
3. Rabi’ul Awal, artinya masa kembalinya kaum lelaki yg merantau (shafar).
4. Rabi’ul Akhir, artinya akhir masa menetapnya kaum lelaki.
5. Jumadil Awal, artinya awal kekeringan. Maksudnya, mulai terjadi musim kering.
6. Jumadil Akhir, artinya akhir kekeringan. Dengan demikian, musim kering berakhir.
7. Rajab, artinya mulia. Jaman dulu, bangsa Arab sangat memuliakan bulan ini.
8. Sya’ban, artinya berkelompok. Biasanya bangsa Arab berkelompok mencari nafkah.
9. Ramadhan, artinya sangat panas. Bulan yg memanggang (membakar) dosa, karena di bulan ini kaum Mukmin diharuskan berpuasa/shaum sebulan penuh.
10. Syawwal, artinya kebahagiaan.
11. Zulqaidah, artinya waktu istirahat bagi kaum lelaki Arab.
12. Zulhijjah, artinya yg menuaikan haji.

Wallahu a'lam bish-shawwab

Asal-usul Nama Bulan dalam Penanggalan Masehi


Oleh. Rio E. Turipno, S.Psi

Setiap awal tahun kita akan menghadapi bulan Januari. Dalam mitologi Romawi Kuno, dikenal seorang dewa berwajah dua. Satu menghadap ke depan dan satunya ke belakang. Untuk menentukan mana yang depan atau belakang, ditandai dengan wajah yang menghadap depan selalu tersenyum dan optimis, sedangkan yang menghadap ke belakang selalu terlihat muram dan sedih. Dewa itu bernama Janus, yang bisa pula berarti pintu, gerbang, gapura atau lorong masuk.

Itulah mengapa bulan pertama setiap tahun dinamakan dengan bulan JANUARI, Januarius Mensis (Latin, bulan Januari) dan bulan ini bisa dikatakan berwajah dua. Wajah yang satu menghadap ke tahun sebelumnya dan lainnya ke tahun berjalan.

Dewa Janus dikatakan bermuka dua, namun bermuka dua dalam konteks waktu pun dapat kita jalankan. Setiap awal tahun kita biasanya memiliki resolusi tahun baru yang didapatkan dari dualisme masa yaitu masa lampau dan masa mendatang (dengan berpijak dari masa lampau, kita akan meraih masa depan) dan mengisi waktu diantaranya. Berjuang dalam masa kini.


Begitu pula dengan bulan-bulan lainnya dalam penanggalan Masehi yang tidak lepas dari mitologi Romawi Kuno, diantaranya:

FEBRUARI. Merupakan bulan kedua dalam tahun Masehi. Berasal dari nama dewa Februus, Dewa Penyucian.

MARET. Merupakan bulan ketiga dalam tahun Masehi. Berasal dari nama Dewa Mars, Dewa Perang. Pada mulanya, Maret merupakan bulan pertama dalam kalender Romawi, lalu pada tahun 45 SM Julius Caesar menambahkan bulan Januari dan Februari di depannya sehingga menjadi bulan ketiga.

APRIL. Merupakan bulan keempat dalam tahun Masehi. Berasal dari nama Dewi Aprilis, atau dalam bahasa Latin disebut juga Aperire yang berarti ”membuka”. Diduga kuat sebutan ini berkaitan dengan musim bunga dimana kelopak bunga mulai membuka. Juga diyakini sebagai nama lain dari Dewi Aphrodite atau Apru, Dewi Cinta orang Romawi.

MEI. Merupakan bulan kelima dalam kalender Masehi. Berasal dari nama Dewi Kesuburan Bangsa Romawi, Dewi Maia.

JUNI. Merupakan bulan keenam dari tahun Masehi. Berasal dari nama Dewi Juno.

JULI. Merupakan bulan ketujuh dari tahun Masehi. Di bulan ini Julius Caesar lahir, sebab itu dinamakan sebagai bulan Juli. Sebelumnya bulan Juli disebut sebagai Quintilis, yang berarti bulan kelima dalam bahasa Latin. Hal ini dikarenakan kalender Romawi pada awalnya menempatkan Maret sebagai bulan pertama.

AGUSTUS. Merupakan kedelapan dalam kalender Masehi. Seperti juga nama bulan Juli yang berasal dari nama Julius Caesar, maka bulan Agustus berasal dari nama kaisar Romawi, yaitu Agustus. Pada awalnya, ketika Maret masih menjadi bulan pertama, Maret menjadi bulan keenam dengan sebutan Sextilis.

SEPTEMBER. Merupakan bulan kesembilan dari tahun Masehi. Nama bulan ini berasal dari bahasa Latin Septem, yang berarti tujuh. September merupakan bulan ketujuh dalam kalender Romawi sampai dengan tahun 153 SM.

OKTOBER. Merupakan bulan kesepuluh dari tahun Masehi. Nama bulan ini berasal dari bahasa Latin Octo, yang berarti delapan. Oktober merupakan bulan kedelapan dalam kalender Romawi sampai dengan tahun 153 SM.

NOVEMBER. Merupakan bulan kesebelas dari tahun Masehi. Nama bulan ini berasal dari bahasa Latin Novem, yang berarti sembilan. November merupakan bulan kesembilan dalam kalender Romawi sampai dengan tahun 153 SM.

DESEMBER. Merupakan bulan keduabelas atau bulan terakhir dari tahun Masehi. Nama bulan ini berasal dari bahasa Latin Decem, yang berarti sepuluh. Desember merupakan bulan kesepuluh dalam kalender Romawi sampai dengan tahun 153 SM. Dibulan inilah diyakini lahirnya Dewa Matahari (25 Dec) yang kemudian diadopsi oleh Kristen menjadi perayaan gereja, yakni Natal Yesus Kristus

Berbeda dengan Penetapan kalender Hijriyah dilakukan pada jaman Umar bin Khatab, yg menetapkan peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW (ditemani Abu Bakar) dari Mekah ke Madinah. Kalender Hijriyah juga terdiri dari 12 bulan, dengan jumlah hari berkisar 29 - 30 hari. Penetapan 12 bulan ini sesuai dengan firman ALLAH SWT:

”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (At Taubah(9):36).

1. Muharram. Artinya, yg diharamkan atau menjadi pantangan. Di bulan Muharram, dilarang untuk berperang.
2. Shafar. Artinya, kosong. Di bulan ini, lelaki Arab pergi untuk merantau atau berperang.
3. Rabi’ul Awal, artinya masa kembalinya kaum lelaki yg merantau (shafar).
4. Rabi’ul Akhir, artinya akhir masa menetapnya kaum lelaki.
5. Jumadil Awal, artinya awal kekeringan. Maksudnya, mulai terjadi musim kering.
6. Jumadil Akhir, artinya akhir kekeringan. Dengan demikian, musim kering berakhir.
7. Rajab, artinya mulia. Jaman dulu, bangsa Arab sangat memuliakan bulan ini.
8. Sya’ban, artinya berkelompok. Biasanya bangsa Arab berkelompok mencari nafkah.
9. Ramadhan, artinya sangat panas. Bulan yg memanggang (membakar) dosa, karena di bulan ini kaum Mukmin diharuskan berpuasa/shaum sebulan penuh.
10. Syawwal, artinya kebahagiaan.
11. Zulqaidah, artinya waktu istirahat bagi kaum lelaki Arab.
12. Zulhijjah, artinya yg menuaikan haji.

Wallahu a'lam bish-shawwab

Kamis, 07 Januari 2010

(Mimpikah) IPM Masuk ke Sekolah Negeri?



Oleh. Abdul Rahman Syahputra Batubara


Sudah hampir setengah abad umur Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), sudah banyak juga prestasi yang sudah ditorehnya, dari lingkungan sekolah sampai kelas internasional. IPM telah melahirkan banyak tokoh lokal sampai nasional. Keluarga besar Muhammadiyah tak menyangkal bahwa IPM dan kadernya telah berbuat banyak untuk kaderisasi Muhammadiyah. Saat ini pimpinan teras Muhammadiyah, Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiah dan bahkan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dari lingkaran tingkat kecamatan sampai negara banyak diisi oleh kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Wajar saja kalau Muhammadiyah dan Aisyiyah menaruh perhatian khusus bagi IPM. Banyak yang menaruh harapan kepada IPM.

Sejak berdirinya tahun 1961 IPM bukan tak pernah keluar dari ”sangkarnya” sekolah milik Muhammadiyah. Banyak di beberapa lokasi termasuk Yogyakarta juga IPM pernah hadir dan mewarnai organisasi di sekolah negeri. Kader dari sekolah negeri juga tak bisa dipandang setengah mata. Saat ini saja di Pimpinan teras (tingkat kecamatan sampai nasional) gerakan IPM juga banyak diwarnai oleh kader-kader IPM dari sekolah negeri.


IPM bukanlah organisasi intra sekolah yang anggotanya hanya siswa sekolah tersebut. IPM bukanlah organisasi yang dikontrol oleh almuninya dari luar dan IPM bukanlah organsasi yang memperjuangkan agamanya secara simbolik (islam simbolik). Bukan membenarkan (penyataan banyak orang) kenapa IPM terkesan lambat bergerak. IPM ini besar (bahkan sangat besar), ada perwakilannya dari tingkat sekolah, kelurahan/ desa/ masjid/ musolla sampai nasional. IPM sudah memiliki manajeman dan ritme kerja sendiri, sudah melek data base organisasi dengan kartu anggotanya, sudah tahu akan pentingnya mendekati pers, sudah paham kalau kebijakan sekolahnya dipengaruhi dari kepala dinas yang dikuasai oleh menteri pendidikan nasional, dan sudah sangat paham kalau mereka adalah perpanjangan tangan dakwah Muhammadiyah di sekolah.

Melihat IPM tidak bisa dilihat dari satu sisi saja, IPM ada dimana-mana, tidak hanya ada di Medan, Yogyakarta, Jakarta dan Surabaya, IPM ada diseluruh Indonesia. Dan sangat wajar orang luar tidak tahu banyak apa yang dikerjakan IPM. Satu sisi kadang mangkel juga dengan masukan orang luar ini, apa mereka tidak bisa baca atau mencari berita IPM diseluruh Indonesia di google, banyak sekali blog-nya IPM dari sekolah sampai nasional.

Belum lagi ketika IPM dibandingkan dengan organisasi setingak sekolah misalkan kerohanianm islam (rohis). Wah, jauh sekali perbandingannya, kalau mau adil itu dengan organisasi yang setingkat nasional juga seperti PII, IPNU dan IPPNU. Sangat wajar jika rohis terkesan sangat kreatif, lha wong organisasinya cuma di internal sekolah, yang jumlahnya cuma maksimal 30 orang itupun yang aktif paling cuma 10 orang yang dikontrol oleh alumninya dari luar sekolah. Kegiatannya gampang ditebak, biasanya bersifat hampir sama dengan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) dan beberapa kajian keislaman tentang anti- pacaran, nikah dini, ibadah mahdoh, ukhuwah islamiyah yang patokannya adalah Palestina dan sedikit aksi jalanan kalau ada isu menganai islam. IPM sudah berada diatas kegiatan rohis. IPM sudah melaksanakan bagaimana membela teman sebaya, bagaimana agar pelajar putri tidak dilecehkan, bagaimana agar Islam hadir sebagai rahmat untuk semua, bagaimana intelektual dan budaya membaca diterapkan dari sekolah sampai nasional, bagaimana agar peduli terhadap ketidakadilan di sekolah dan lingkungannya, bagaimana melakukan pendidikan politik bagi pemilih pemula, bagaimana menyikapi isu lokal dan nasional secara proporsional dan bagaimana memanfaatkan moment waktu liburan sabtu minggu dan liburan panjang untuk konsolidasi internal dan kaderisasi dari lingkungan sekolah sampai nasional serta belajar bertanggungjawab terhadap amanah yang sedang diembannya dengan membuat laporan akhir setiap masa akhir periode dan masih banyak lagi sesuai dengan tingkatannya masing-masing sekolah sampai nasional.

IPM (akan) Masuk Sekolah Negeri


Secara resmi sudah pasti IPM sangat sulit masuk ke sekolah negeri karena IPM membawa nama Muhammadiyah yang di dalam sebuah lingkungan sekolah dihuni oleh kelompok Islam yang berasal dari banyak ormas Islam seperti Al-Wasliyah, NU, Tarbiyah, HTI dan orang islam lain yang tidak suka dengan kelompok ormas manapun. Tapi, itu semua adalah tantang tersendiri bagi IPM. Pengalaman saya dan kawan-kawan saat akan memasukkan IPM ke sekolah kami (SMA Negeri 1 Lubukpakam) banyak mengalamai resistensi dari guru sampai kepala sekolah. Bahkan hanya sekedar simbol IPM dalam bentuk pin yang kami pasang di baju kami harus di copot atau disembunyikan jika berapapasan dengan guru dan kepala sekolah yang tidak setuju dengan adanya IPM di sekolah itu. Dan saya yakin pasti pengalaman pembaca lainnya juga beragam.

Tetapi itu semua bisa kita jadikan sebagai motivasi awal, toh kita masih bisa beraktivitas pasca sekolah pulang. Bagaimana memulainya? kita bisa membuat ranting sekolah dengan modal awal 6-10 orang saja di sekolah negeri tersebut. Kemudian kita mendekatkan dan mendaftar diri kita ke Pimpinan diatas kita untuk dibina seperti Pimpinan Cabang dan Daerah setempat. Setelah komunikasi berjalan baik dan kita ikut diundang dan dilibatkan oleh PC dan PD IPM setempat kita mulai memperkenal IPM melalui kegiatan-kegiatan di sekolah, bisa melalaui buletin, majalah dinding, diskusi pelajaran sampai tentang masalah pelajar dan islam.

IPM Cabang dan Daerah juga bisa ikut berkontribusi dengan mengadakan lomba yang sederhana misalkan lomba membuat majalah dinding, futsal, catur dan lainnya yang tidak perlu mengeluarkan biaya besar tapi efeknya luar biasa. Lomba ini melibatkan juga sekolah-sekolah negeri dengan mengundang mereka secara resmi melalui kepala sekolah tapi jangan lupa meminta rekomendasi kepala dinas pendidikan setempat sebagai legitimasi kegiatan IPM yang didukung juga oleh atasannya kepala sekolah yaitu kepala dinas pendidikan. Saat bulan Ramadhan misalnya IPM Cabang dan Daerah menawarkan diri sebagai event organizer di sekolah negeri (jangan lupa disposisi kepala dinas pendidikan untuk mendukung kegiatan kita) tentunya dengan materi yang umum. Dan masih banyak jenis kegiatan lainnya yang bisa kita laksankan untuk masuk ke sekolah negeri. Memang prosesnya tak semudah membalikkan telapak tangan, tapi insya allah 1-2 tahun kemudian jika komunikasi kita lancar dengan stake holder di sekolah tersebut IPM akan diterima di sekolah negeri. Atau bahkan bisa lebih cepat dari itu.......

Selamat Mencoba Kawan...

Sumber: http://ipm.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=119:mimpikah-ipm-masuk-ke-sekolah-negeri&catid=29:artikel&Itemid=58

(Mimpikah) IPM Masuk ke Sekolah Negeri?



Oleh. Abdul Rahman Syahputra Batubara


Sudah hampir setengah abad umur Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), sudah banyak juga prestasi yang sudah ditorehnya, dari lingkungan sekolah sampai kelas internasional. IPM telah melahirkan banyak tokoh lokal sampai nasional. Keluarga besar Muhammadiyah tak menyangkal bahwa IPM dan kadernya telah berbuat banyak untuk kaderisasi Muhammadiyah. Saat ini pimpinan teras Muhammadiyah, Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiah dan bahkan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dari lingkaran tingkat kecamatan sampai negara banyak diisi oleh kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Wajar saja kalau Muhammadiyah dan Aisyiyah menaruh perhatian khusus bagi IPM. Banyak yang menaruh harapan kepada IPM.

Sejak berdirinya tahun 1961 IPM bukan tak pernah keluar dari ”sangkarnya” sekolah milik Muhammadiyah. Banyak di beberapa lokasi termasuk Yogyakarta juga IPM pernah hadir dan mewarnai organisasi di sekolah negeri. Kader dari sekolah negeri juga tak bisa dipandang setengah mata. Saat ini saja di Pimpinan teras (tingkat kecamatan sampai nasional) gerakan IPM juga banyak diwarnai oleh kader-kader IPM dari sekolah negeri.


IPM bukanlah organisasi intra sekolah yang anggotanya hanya siswa sekolah tersebut. IPM bukanlah organisasi yang dikontrol oleh almuninya dari luar dan IPM bukanlah organsasi yang memperjuangkan agamanya secara simbolik (islam simbolik). Bukan membenarkan (penyataan banyak orang) kenapa IPM terkesan lambat bergerak. IPM ini besar (bahkan sangat besar), ada perwakilannya dari tingkat sekolah, kelurahan/ desa/ masjid/ musolla sampai nasional. IPM sudah memiliki manajeman dan ritme kerja sendiri, sudah melek data base organisasi dengan kartu anggotanya, sudah tahu akan pentingnya mendekati pers, sudah paham kalau kebijakan sekolahnya dipengaruhi dari kepala dinas yang dikuasai oleh menteri pendidikan nasional, dan sudah sangat paham kalau mereka adalah perpanjangan tangan dakwah Muhammadiyah di sekolah.

Melihat IPM tidak bisa dilihat dari satu sisi saja, IPM ada dimana-mana, tidak hanya ada di Medan, Yogyakarta, Jakarta dan Surabaya, IPM ada diseluruh Indonesia. Dan sangat wajar orang luar tidak tahu banyak apa yang dikerjakan IPM. Satu sisi kadang mangkel juga dengan masukan orang luar ini, apa mereka tidak bisa baca atau mencari berita IPM diseluruh Indonesia di google, banyak sekali blog-nya IPM dari sekolah sampai nasional.

Belum lagi ketika IPM dibandingkan dengan organisasi setingak sekolah misalkan kerohanianm islam (rohis). Wah, jauh sekali perbandingannya, kalau mau adil itu dengan organisasi yang setingkat nasional juga seperti PII, IPNU dan IPPNU. Sangat wajar jika rohis terkesan sangat kreatif, lha wong organisasinya cuma di internal sekolah, yang jumlahnya cuma maksimal 30 orang itupun yang aktif paling cuma 10 orang yang dikontrol oleh alumninya dari luar sekolah. Kegiatannya gampang ditebak, biasanya bersifat hampir sama dengan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) dan beberapa kajian keislaman tentang anti- pacaran, nikah dini, ibadah mahdoh, ukhuwah islamiyah yang patokannya adalah Palestina dan sedikit aksi jalanan kalau ada isu menganai islam. IPM sudah berada diatas kegiatan rohis. IPM sudah melaksanakan bagaimana membela teman sebaya, bagaimana agar pelajar putri tidak dilecehkan, bagaimana agar Islam hadir sebagai rahmat untuk semua, bagaimana intelektual dan budaya membaca diterapkan dari sekolah sampai nasional, bagaimana agar peduli terhadap ketidakadilan di sekolah dan lingkungannya, bagaimana melakukan pendidikan politik bagi pemilih pemula, bagaimana menyikapi isu lokal dan nasional secara proporsional dan bagaimana memanfaatkan moment waktu liburan sabtu minggu dan liburan panjang untuk konsolidasi internal dan kaderisasi dari lingkungan sekolah sampai nasional serta belajar bertanggungjawab terhadap amanah yang sedang diembannya dengan membuat laporan akhir setiap masa akhir periode dan masih banyak lagi sesuai dengan tingkatannya masing-masing sekolah sampai nasional.

IPM (akan) Masuk Sekolah Negeri


Secara resmi sudah pasti IPM sangat sulit masuk ke sekolah negeri karena IPM membawa nama Muhammadiyah yang di dalam sebuah lingkungan sekolah dihuni oleh kelompok Islam yang berasal dari banyak ormas Islam seperti Al-Wasliyah, NU, Tarbiyah, HTI dan orang islam lain yang tidak suka dengan kelompok ormas manapun. Tapi, itu semua adalah tantang tersendiri bagi IPM. Pengalaman saya dan kawan-kawan saat akan memasukkan IPM ke sekolah kami (SMA Negeri 1 Lubukpakam) banyak mengalamai resistensi dari guru sampai kepala sekolah. Bahkan hanya sekedar simbol IPM dalam bentuk pin yang kami pasang di baju kami harus di copot atau disembunyikan jika berapapasan dengan guru dan kepala sekolah yang tidak setuju dengan adanya IPM di sekolah itu. Dan saya yakin pasti pengalaman pembaca lainnya juga beragam.

Tetapi itu semua bisa kita jadikan sebagai motivasi awal, toh kita masih bisa beraktivitas pasca sekolah pulang. Bagaimana memulainya? kita bisa membuat ranting sekolah dengan modal awal 6-10 orang saja di sekolah negeri tersebut. Kemudian kita mendekatkan dan mendaftar diri kita ke Pimpinan diatas kita untuk dibina seperti Pimpinan Cabang dan Daerah setempat. Setelah komunikasi berjalan baik dan kita ikut diundang dan dilibatkan oleh PC dan PD IPM setempat kita mulai memperkenal IPM melalui kegiatan-kegiatan di sekolah, bisa melalaui buletin, majalah dinding, diskusi pelajaran sampai tentang masalah pelajar dan islam.

IPM Cabang dan Daerah juga bisa ikut berkontribusi dengan mengadakan lomba yang sederhana misalkan lomba membuat majalah dinding, futsal, catur dan lainnya yang tidak perlu mengeluarkan biaya besar tapi efeknya luar biasa. Lomba ini melibatkan juga sekolah-sekolah negeri dengan mengundang mereka secara resmi melalui kepala sekolah tapi jangan lupa meminta rekomendasi kepala dinas pendidikan setempat sebagai legitimasi kegiatan IPM yang didukung juga oleh atasannya kepala sekolah yaitu kepala dinas pendidikan. Saat bulan Ramadhan misalnya IPM Cabang dan Daerah menawarkan diri sebagai event organizer di sekolah negeri (jangan lupa disposisi kepala dinas pendidikan untuk mendukung kegiatan kita) tentunya dengan materi yang umum. Dan masih banyak jenis kegiatan lainnya yang bisa kita laksankan untuk masuk ke sekolah negeri. Memang prosesnya tak semudah membalikkan telapak tangan, tapi insya allah 1-2 tahun kemudian jika komunikasi kita lancar dengan stake holder di sekolah tersebut IPM akan diterima di sekolah negeri. Atau bahkan bisa lebih cepat dari itu.......

Selamat Mencoba Kawan...

Sumber: http://ipm.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=119:mimpikah-ipm-masuk-ke-sekolah-negeri&catid=29:artikel&Itemid=58